IBU…(sekilas kisah sedih di masa lalu)

Sharing ini saya tulis sampai tengah malam, semangat sekali nulisnya karena tergerak oleh postingannya p.roNI yang sudah terlanjur sedikit mengulasnya.

Ada beberapa puluh tahun hidup saya yang episodenya adalah episode kesusahan, namun perasaan itu justru sekarang menjadi bekal bagi saya untuk berani berusaha…saya berharap titik nadir kesusahan dalam hidup saya sudah berlalu dimasa yang silam…

Sedikit saya mau sharing…(atau malah kebanyakan ya..)Diantara pebaca apakah ada Ibu atau wanita yang masih berusia 24tahun..?

Dahulu Ibu saya di usia 24 sudah mempunya 4 anak.! Kakak saya, saya ,adik perempuan dan Yoyok yang terakhir karena Ibu menikah dengan bapak di usaia 16 tahun..!Di usia 24 itu ibu mendapat cobaan besar yakni ditinggal selamanya oleh bapak saya, dan saya waktu itu masih kelas 1 SD dan kakak saya kelas 2SD.

Predikat ibu saya yang waktu itu masih cantik itu kalau sekarang disebut ”Jamu” alias janda muda…dengan 4 anak!Naudzubillah mindzalik..ya Allah…semoga predikat itu tidak akan pernah menimpa anda…Sejak ditinggal ayah saya, Ibu saya yang 100% ibu rumah tangga itu dipaksa untuk survival…

Ayah saya adalah pedagang garmen di pasar2 tradisional.Ingat pedagang tasik yang ke Tanah Abang senin & kamis pagi…?Itulah yang dilakoni ayah saya, tapi kalau dikampung bukan senin-kamis tapi ritmenya mengikuti pasaran jawa. (tahu nggak ada pon,wage,kliwon,legi dst..?)Pasaran Legi Bapak berdagang di pasar A, Pahing di pasar B,Pon di C, Wage di D, Kliwon di E dan berulang lagi ke Legi..begitu seterusnya.

Jarak pasar ABCDE itu saling berjauhan dan musti ditempuh pagi hari dari subuh dan jam 06.30 baru sampai di pasar.Kendaraan yang dipakai adalah mobil bak terbuka dibawah mengangkat barang dagangan dan diatas bertumpuk2 penumpang.

Ingat malam atau dinihari para pedagang sayur belanja di pasar induk? Ya kira2 spt itu, mereka duduk berselimut sarung atau kain, duduk diatas sayur dagangannya diatas mobil2 bak2 terbuka…

Itulah pemandangan pagi hari yang saya selalu lihat…dan sore menjelang maghrib mereka pulang seperti pasukan habis perang…anak2nya menunggu di pinggir jalan menunggu oleh2 dan tidak pernah tahu apakah dagangan orang tuanya laris atau sepi…

Daerah kami adalah pegunungan yang cukup tinggi dan pagi2 ketika orang tua kami berangkat ke pasar suhu udara mungkin sekitar 16-18 derajat, dan hujan lebih seiring muncul daripada terang.

Saya ingat kalu pagi hari setiap bernapas kita seperti merokok…karena saking dinginnya dan dari mulut kita setiap menghembuskan nafas selalu keluar asap…

Kabut seringkali turun dan matahari baru terasa hangat kalau sudah jam 9 pagi, nanti jam 2 sore matahari hilang karena kabut sudah turun lagi…bener2 seperti negeri di awan.

Ibu saya yang pengetahuan berdagangnya 0 besar, dipaksa oleh keadaan untuk melanjutkan usaha bapak saya berdagang keliling spt itu setiap hari pagi2 sampai sore, dan hanya libur kalau sakit atau hari H idul fitri.!

Karena bebannya berat, berapapun hasil dagangan untuk makan sehari-hari, akhirnya dagangan ibu bener2 habis, dan berkat belas kasihan para juragan2 teman baik ayah, ibu bisa terus berjualan, dan beberapa tahun hingga saya Kuliah kondisi keuangan ibu minim.

Apabila lebaran tiba, dagangan ibu habis tapi utang masih banyak…..

Kondisi itu diperparah ketika saya SMA ibu terkena penyakit asma..yang hampir tiap bulan dipastikan 1 sampai 2 kali harus opname…karena sesak nafas…Penderitaan batin ibu merambat keluar menjadi penderitaan fisik…

Untuk makan sehari-hari jarang sekali kami makan nasi beras.

Beras menurut kami sesuatu yang mahal..makanan pokok kami nasi jagung…(ada yang pernah makan..?) dan lauknya sayur2an dari kebun kecil kami dan ditambah ikan asin atau tempe yang dibakar..karena kami jarang punya minyak goreng.

Ketika saya SD belum ada listrik di desa kami dan tv pun sangat jarang sehingga rumah kami hanya mengandalkan cahaya dari lampu kecil, kaleng diisi minyak tanah dan ada sumbunya, sedangkan Untuk orang yang kaya pakai lampu petromak atau minimal lampu templok.

Kalau malam takbiran datang kami sangat senang, karena pasti akan dapat zakat fitrah…, dan untuk menunggu pembagian zakat fitrah itu saya selalu tidur di musholla…dan paginya bangun tidur zakat saya serahkan pada ibu, dan tangisan sedih sudah terbiasa kami dengarkan dari ibu setiap pagi di hari raya iedul fitri…sehingga habis sholat kami takut untuk bersalaman dengan ibu, karena ledakan tangisannya bener meremas hati kami dan air matanya mengalir membasahi ubun2 kami…

Mungkin ibu sedih kondisi anak2nya..dan beliau sangat tidak berdaya….

Sebenernya ibuku cukup cantik dan kalau beliau mau , pinangan demi pinangan datang namun tidak pernah ada yang diterima, mungkin takut kalau kami anak2nya akan lebih terlantar…

Menurut cerita ibu ada kondisi beban yang bener2 berat, hingga beliau terpikir ingin bunuh diri dengan sekaligus membawa empat anak2nya…naudzubilah mindzalik…Allah maha penyayangSering di tengah2 berdagang di pasar yang seringnya sepi krn dagangan Ibu sedikit Ibu menangis…dan orang2 iba melihatnya, namun ada pula yang jahat, memanfaatkan kondisi itu untuk berbuat jahat mencuri beberapa lusin dagangan ibu

Sehingga transaksi tidak ada malah barang banyak hilang….

Kondisi yang demikian membuat hubungan kami dengan ibu terasa sangat dekat.

Karena kedekatan itulah hubungan saya dengan ibu seperti ada telepati bahkan sampai sekarang.

Dulu ketika kuliah saya sering pulang kampung tidak menuju kerumah, tapi langsung kerumah sakit karena yakni ibu sedang opname..dan benar…itu terjadi berulang kali…

Hingga kini pun kami kadang masih mempunyai telepati seperti itu, ibuku seperti tahu ketika saya sedang sedih atau sakit dan demikian pula sebaliknya…

Kalau saya telepon, dan ibu baru berkata ”Halo..” maka cukup dengan 1 kata saja saya bisa tahu kondisi ibu.

Saya kadang langsung tanya ”Ibu sakit sejak kapan..” dan suara diseberang sana tertawa sambil berkata ”kok kamu tahu..?”

Meski beliau kadang berbohong bahwa tidak sakit tapi dalam hati saya tahu beliau sedang sedih atau sakit….

Dari ditinggal ayah sampai saya selesai kulaih Ibu tetap bertahan single fighter dan spot2 cerita2 sedih terus bergulir silih berganti yang kalau saya ceritakan dengan gaya tulisan saya tidak akan kurang dari 100 halaman kisah sedih akan muncul…

Banyak miracle2 di masa lalu kami, sampai kakak saya bisa sekolah dan jadi Doktor Tokyo University , saya kuliah S1, adik saya kulaih S1 juga adalah contoh beberapa miracle2nya…

Pada saat kuliah kondisi saya cukup memprihatinkan, uang saku sangat kecil sehingga untuk makan saja saya atur hanya 2kali sehari, dan saya makan biasanya jam tanggung, makan pagi jam 9 dan makan malam jam 5 sore…itupun saya kadang masak nasi sendiri terutama ketika semester1 dan 2.

Masak nasinya saya bikin ketupat, dan lauknya kerupuk kadang indomie…sehingga sampai sekarang beberapa temen sekampung saya sering nggodain ”enak ya..sekarang sudah nggak makan ketupat sama kerupuk lagi…”

Sehingga tidak heran ketika kuliah saya cukup rajin puasa senin kamis…

Kondisi saya yang susah itu pernah dimanfaatkan oleh kakak kelas senior saya yang ”nakal-nakal” untuk mencari uang dengan jalan pintas…

Mau tahu apa itu..? Saya pernah jadi joki UMPTN..!

3x saya pernah jadi joki dan ketiga2nya lolos di sekolah ternama dan jurusan favorit..! Tapi ya itu..saya hanya dapat bagian kecil dan yang gede ya mereka yang ”nakal2” itu…Astaghfirullah…jahat ya…semoga saya dan orang yang saya joki-in itu di ampuni Allah…

Tapi mudah2an itu menjadi perhatian bagi para ahli di perguruan tinggi sekarang..dan saya yakin sekarangpun celah untuk itu tetap ada meski serapi apapun upaya mereka, saya bertaruh mungkin saat ini saya tetap masih bisa menembus, dan posisi saya aman 99.9%…anda pengin tahu caranya….enggak ah..enggak akan saya kasih tahu…..hehehe..kecuali kalo anda seorang yang tugasnya mengawasi testing di perguruan tinggi…

Alhamdulillah di tahun ketiga saya dapat beasiswa dari Mobil Oil Company..dan pelan2 nasib saya berubah…apalagi kakak saya juga lulus IPB, pelan2 ekonomi keluarga agak enteng…

Ketika saya menjelang lulus Ibu di lamar oleh pria yang menduda karena istrinya meninggal. Sang istri yang merupakan shabat baik ibuku dan saya anggap sudah spt saudara kami meninggal. Pria itu menjadi duda dengan 4 orang anak yang juga secara materi pas-pasan..tapi saya ingin agar ibu tetap menerima pinangan itu karena kelak ibu pasti kesepian anak2nya akan merantau mencari kerja…

Di usia 45 lebih ibuku akhirnya menikah lagi….sampai sekarang…perjuangan ibu belum selesai karena harus ikut membesarkan anak2 bawaan bapak tiri saya…

”Nggak apa2..ini adalah ladang amal bagi saya…” kata ibu.

Begitulah..tahun2 pertama saya bekerja, hasilnya kami kirimkan kepada ibu untuk bayar hutang2 yang menumpuk..itu berajalan hingga awal2 pernikahan kami tahun 1997, sebagian gaji saya masih sering saya kirimkan untuk meringankan beban di rumah Alhamdulillah saya mendapat istri yang sangat penyabar dan mengerti kondisi kami…..

Alhamdulillah..kini kondisi ekonomi ibu sudah baik dan dengan bapak tiri kami beliau sudah bisa menunaikan ibadah haji..hal yang sebelumnya sangat mustahil..bahkan mimpipun tidak…

Saya berpesan kepada anda pembaca…

Berbaktilah secara totalitas kepada ibu anda…maka ”salah satu hal kecil” yang akan anda dapatkan adalah, Insya Allah anda akan di mudahkan dalam berusaha/berbisnis…..

Menelepon ibu di kampung dan melaporkan perkembangan usaha sambil minta doa restu rutin saya lakukan minimal seminggu sekali, dan untuk ramadhan ini bahkan hampir tiap 2 hari sekali kadang malah sehari 2x…

Pembaca..seandainya anda sehat wal afiat ada tawaran dari seorang dokter ahli ”Maukah Anda saya jadikan kelinci percobaan, dan saya akan beri anda semilyar..tapi saya tidak menjamin ini berhasil dan resikonya anda mati..”

Apa anda berani..? ada yang berani ada yang nggak….tapi pasti banyak enggaknya kan..?

Kalau tawaran dokter itu gratis..dengan resiko yang sama bagaimana..?

Lebih nggak berani kan..?

Tapi tahukan anda ada orang yang sangat berani dan tanpa pikir panjang berani mengambil resiko itu, gratis, bahkan harus membayar mahal dengan penderitaan2 lainnya yang sambung-menyambung…..siapa orang sang pemberani itu..?

Dialah Ibu anda, yakni ketika mengandung dan melahirkan anda….sesungguhnya seandainya pun seluruh harta bahkan nyawa kita, diserahkan untuk menebus perjuangan ibu, itu belumlah lunas…

Demi untuk beribadah beliau berani menempuh resiko dengan taruhan nyawanya…

Itulah ”setetes” dari segelas cerita sedih kami di masa lalu…

Apa rekan2 ada yang punya kisah lebih menyedihkan lagi…tidak ada salahnya anda sharingkan juga agar makin bisa dijadikan pendorong bagi keberanian anda dalam berusaha…

Berkaca dari perjuangan ibu, Demi ibadah pula seharusnya kita tidak takut untuk memulai berusaha…

Salam Fuuntastic

Hadikuntoro

http://www.hadikuntoro.blogspot.com

5 Responses to IBU…(sekilas kisah sedih di masa lalu)

  1. Anria P.Alfalah berkata:

    DEGG….Daleeemm seddiih seddihh sediihh….tanpa di komando ada yang netes2 di pipi hix hix…tiba2 ingin pulang dan meluk mamah :((…i luv u mom..

    Terima kasih Pak Hadi…

  2. malique berkata:

    Masya Allah, Sedih sekali. Tapi itu mungkin Rahasi Allah sehingga Pak Hadi Dan saudara2 pak HAdi menjadi lebih Tangguh. Sekaligus menjadi nasehat untuk saya… Jadi teringat lirik lagu Iwan Fals Ibu, Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, lewati rintang untuk aku anakmu, Ibuku sayang masih terus berjalan walau Tapak Kaki penuh Darah Penuh Nanah…
    Terimakasih Ibu

  3. kadoku berkata:

    alhamdulillah pak Hadi mengingatkan saya. ternyata cerita masa kecil saya tidak seberapa dibandingkan dg penderitaan pak hadi sekel. semoga cerita ini dapat diambil hikmahnya. karena itu “Berbaktilah secara totalitas kepada ibu anda…maka ”salah satu hal kecil” yang akan anda dapatkan adalah, Insya Allah anda akan di mudahkan dalam berusaha/berbisnis…..” Apapun yang dilakukan seorang ibu, berbaktilah secara total dan penuh keikhlasan, bagaimanapun juga ibu adalah manusia yang berjuang melahirkan kita tanpa dibayar dengan sepeserpun.

    ary putri

  4. daryana berkata:

    Masya alloh bener2 Luar biasa…
    Walu sempat makan gogi’ ( Pakan bebek ) tapi gak sampai lama kayak mas Hadi….
    Wah Tambah semnagat saya..

    Suwun Mas.

  5. sonie berkata:

    Tulisan anda luar biasa…..
    mengingatkhan saya untuk selalu berbakti pada orang tua terutama ibu.

    terima kasih

    sonie

Tinggalkan komentar