SIARAN LANGSUNG DARI "ALMASYHUR DISTRO"

Oktober 20, 2006

Alhamdulillah, akhirnya kami bisa melihat langsung toko yang ke-4, setelah dibuka kira2 sebulan. Rasanya kangen sekali pengin melihat. Alhamdulillah setelah melihat langsung, ternyata lokasi,fisik dan desain toko ini lebih dari yang saya bayangkan, dan lebih dari cukup untuk ukuran pemula seperti kami.

Hal unik yang terlihat dari toko kami adalah :

  1. Tempatnya paling terang dibanding toko2 di kanan kiri.
  2. Alas kami gunakan karpet agar pembeli bisa lesehan, dan nyaman, apalagi saya inget hasil seminar saya di action international bahwa transaksi “face to face” kemungkinan 80% akan berhasil kalau customer bisa berinteraksi dengan kita minimal 20 detik. Agar 20 detik itu kita dapatkan maka salah satunya saya gunakan media karpet di lantai ini.
  3. Meja kasir diletakkan di pintu keluar. Ini adalah surprise besar bagi saya karena, karena desain spt ini terkenal sebagai tekniknya bread talk untuk membuat penasaran orang2 yang lewat, yang tadinya nggak mau belanja ngeliat kerumunan orang mau bayar akhirnya penasaran kepengin lihat dan akhirnya ikut beli juga..ternyata adik saya meski di kampung tapi bener2 belajar apa yang ada di kota dengan mengamati setiap postingan2 tda…

Tampilan dari dalam sudah cukup menarik, namun tampilan dari luar ada yang kurang menurut saya, yakni toko kami belum punya papan nama, dan selama ini orang tahu toko ini hanya dari mulut ke mulut orang yang pernah datang, atau orang yang pernah belanja di toko yang ke2 dan ke-3, atau mereka yang hunting karena mendengar iklan dari radio.

Untuk papan nama saya maklum karena keterbatasan waktu, toko baru buka tgl 14 September dan seminggu kemudian ramadhan.

Pagi 21 Oktober 2006 karena begitu happy-nya aku tidak hentinya mengamati detail A-Z seputar toko kami. Foto2 sana sini agar kami bisa meng-improve apa2 yang kurang. Ilmu2 yang aku terapkan selama di Ibukota akan saya coba terapkan juga di kampung, san saya ingin membuktikan kepada diri sendiri apakah ilmu2 yang saya dapat dari diskusi2 di tda, dari hasil baca2 buku dll kalau saya terapkan di kampung apa bisa sama hasilnya..?

Pagi itu hasil jepretan2 saya amati, kemudian saya lihat toko2 yang ada di kanan-kiri kami, dan apa yang harus saya lakukan agar toko kami tampil beda dan terlihat mencolok pada hari itu juga..?

Aha..saya akan implementasikan seperti di bazar, cling..saya dpat ide saya akan buat tempelan2 dan gantungan2 brosur di pintu masuk toko agar setiap orang yang lewat menengok,penasaran, masuk,dan beli..! OK..let’s GO..! Saya bayangkan seperti di TV…. Saya kumpulkan berbagai macam brosur yang kami punya, Saya bergerak cepat ke toko alat tulis membeli isolasi dan double tape, kemudian 1 jam saya gandeng2kan brosur2 itu sehingga terlihat memanjang, kemudian saya gantungkan di pintu masuk.

Orang2 yang jualan di sekitar kami mengamati gerak-gerik saya dan nampaknya mereka heran, ini orang lagi ngapain sibuk amat…

Saya ingat seminar di action International, salah satu kunci sukses bisnis adalah “Kerjakan sesuatu yang not urgent not important” dan inilah yang saya coba terapkan hari ini juga dan sebagai evaluasi saya berhasil apa tidak saya baca2 laporan harian transaksi selama ramadhan, dan target saya transaksi hari ini memecahkan rekor dari transaksi yang sudah ada…

Jam 9.30an aktifitas dadakan saya selesai…

Apa yang terjadi..? apa akan banyak orang2 menengok dan mendekat ke toko kami..?
Degdegan saya tunggu hasilnya… Aha..Benar..! dari 30 menit setelah saya gantungkan brosur-brosur 1-2 orang mulai banyak menengok, makin lama makin banyak dan dari kejauhan saya asyik memotret moment2 itu tanpa mereka menyadari…

Sore hari ketika toko di tutup, Alhamdulillah transaksi hari ini adalah terbesar dan memecahkan rekor selama ramadhan (Target omset sehari 10 juta, Alhamdulillah hasilnya mendekati, sekitar 9.5 jtan) meski tidak signifikan sekali bedanya dengan rekor sebelumnya, tapi bagi saya itu sangat memuaskan karena strategi saya untuk promosi cukup manjur dan saya bisa membuktikannya baik di kota maupun di kampung.

Tapi yang pasti dari semua itu atas kebaikan dari Allah-lah toko kami bisa seperti sekarang ini, saya lihat2 toko2 besar dan pusat perbelanjaan yang lain di kota kecil kami, saya yakin merekapun merambat dari kecil dan bisa besar spt sekarang ini setelah beroperasi cukup lama. Toko kami yang ke-4 dan masih orok (belum genap 2bulan) Alhamdulillah bisa ikut “bermain” di musim ramadhan ini, dan bisa mempekarjakan 5 orang karyawan…

Dan hari-hari ini saya di kampung sungguh sangat terharu, karena tahun lalu kalo pulang kampung begini saya bengong nggak tahu mau ngapain, sekarang ada kesibukan lain yang Alhamduliallah menghasilkan…. Saya sangat mengucapkan syukur atas nikmat Allah ini, karena bisa mengenal rekan2 TDA mulai dari penggagas,pencetus,provokator, samapai member yang terakhir join, karena berkat sering kumpul2 dan silaturahmilah saya bener2 berani dan banyak inspirasi yang bisa saya saya aplikasikan.

Dan inilah barangkali jawaban dari doa2 saya di masa2 yang lalu agar saya bisa menjadi salah satu pintu bagi rizki orang lain.

Demikian siaran langsung dari “Almasyhur Distro” di Wonosobo pada tgl 21 Oktober 2006.

Salam FUUUNuntastic
Hadi Kuntoro

FOTO SIARAN LANGSUNG

Foto salah satu sudut Pasar Induk Wonosobo
Ditempat inilah toko ke-4 kami berada.
Pagi2 tgl 21 Oktober saya memotret situasi pasar yang belum mulai ramai, saya ingin melakukan pengamatan langsung kondisi pasar dari pagi sampai sore.

Inilah pemandangan di pagi hari, dan pagi itu juga untuk pertama kalinya saya lihat toko yang sudah sebulan beroperasi. Kaki2 jembatan penyebarangan adalah pintu gerbang yang langsung mengarah, sehingga cukup mudah dicari.

PR kami masih banyak, karena toko itu sampai saat ini belum ada papan nama, dan marketing kami hanya mengandalkan referal saja plus iklan2 di radio.
Suasana masih terlihat sepi karena foto saya ambil jam 8 pagi.

Pagi itu saya coba buat sesuatu yang “berbeda” kalau anda perhatikan foto ini berbeda dengan foto sebelumnya.
Dimana perbedaannnya..?
Saya iseng2 saja menggandeng-gandengakan brosur dan saya gantung2kan di pintu masuk.
Terlihat hidup jadinya kan..?
Saya akan test apakah improvement saya ini akan significant mendongkrak omset hari ini..?
Target saya orang yang lewat akan tertarik, yang tertarik akan masuk dan yang masuk bru akan keluar setelah belanja..ceile…

Alhamdulillah..sambutan orang2 yang lalulalang sgt baik, mereka yang belum kenal umumnya tertarik dengan brosur yang “Kiwir2” tertiup angin, mendekat..dan ternyata kok gambare artis2..? penasaran merekapun masuk, tak terkecuali bapak2…

Sementara didalam sana pasukan garda depan yang menyambut pelanggan dengan ramah tapi tetap leluasa dan pelanggan tidak merasa jengah.
Oya, ada satu faktor plus juga dari toko kami ini, yakni kasir kami tempatkan di depan pintu masuk, tujuannya agar lebih terpantau keamanannya, dan ini pulalah yang membuat orang makin penasaran.
Setiap ada yang ngantri bayar sehingga toko terlihat ramai terus dari luar..
(Ini meniru gerainya “Bread Talk” dan ternyata cukup efekti.


Oktober 20, 2006

SIARAN LANGSUNG DARI “ALMASYHUR DISTRO”

Alhamdulillah, akhirnya kami bisa melihat langsung toko yang ke-4, setelah dibuka kira2 sebulan. Rasanya kangen sekali pengin melihat. Alhamdulillah setelah melihat langsung, ternyata lokasi,fisik dan desain toko ini lebih dari yang saya bayangkan, dan lebih dari cukup untuk ukuran pemula seperti kami.

Hal unik yang terlihat dari toko kami adalah :
1.Tempatnya paling terang dibanding toko2 di kanan kiri.
2.Alas kami gunakan karpet agar pembeli bisa lesehan, dan nyaman, apalagi saya inget hasil seminar saya di action international bahwa transaksi “face to face” kemungkinan 80% akan berhasil kalau customer bisa berinteraksi dengan kita minimal 20 detik. Agar 20 detik itu kita dapatkan maka salah satunya saya gunakan media karpet di lantai ini.
3.Meja kasir diletakkan di pintu keluar. Ini adalah surprise besar bagi saya karena, karena desain spt ini terkenal sebagai tekniknya bread talk untuk membuat penasaran orang2 yang lewat, yang tadinya nggak mau belanja ngeliat kerumunan orang mau bayar akhirnya penasaran kepengin lihat dan akhirnya ikut beli juga..ternyata adik saya meski di kampung tapi bener2 belajar apa yang ada di kota dengan mengamati setiap postingan2 tda…

Tampilan dari dalam sudah cukup menarik, namun tampilan dari luar ada yang kurang menurut saya, yakni toko kami belum punya papan nama, dan selama ini orang tahu toko ini hanya dari mulut ke mulut orang yang pernah datang, atau orang yang pernah belanja di toko yang ke2 dan ke-3, atau mereka yang hunting karena mendengar iklan dari radio. Untuk papan nama saya maklum karena keterbatasan waktu, toko baru buka tgl 14 September dan seminggu kemudian ramadhan.

Pagi 21 Oktober 2006 karena begitu happy-nya aku tidak hentinya mengamati detail A-Z seputar toko kami. Foto2 sana sini agar kami bisa meng-improve apa2 yang kurang. Ilmu2 yang aku terapkan selama di Ibukota akan saya coba terapkan juga di kampung, san saya ingin membuktikan kepada diri sendiri apakah ilmu2 yang saya dapat dari diskusi2 di tda, dari hasil baca2 buku dll kalau saya terapkan di kampung apa bisa sama hasilnya..?
Pagi itu hasil jepretan2 saya amati, kemudian saya lihat toko2 yang ada di kanan-kiri kami, dan apa yang harus saya lakukan agar toko kami tampil beda dan terlihat mencolok pada hari itu juga..?

Aha..saya akan implementasikan seperti di bazar, cling..saya dpat ide saya akan buat tempelan2 dan gantungan2 brosur di pintu masuk toko agar setiap orang yang lewat menengok,penasaran, masuk,dan beli..! OK..let’s GO..! Saya bayangkan seperti di TV…. Saya kumpulkan berbagai macam brosur yang kami punya, Saya bergerak cepat ke toko alat tulis membeli isolasi dan double tape, kemudian 1 jam saya gandeng2kan brosur2 itu sehingga terlihat memanjang, kemudian saya gantungkan di pintu masuk.
Orang2 yang jualan di sekitar kami mengamati gerak-gerik saya dan nampaknya mereka heran, ini orang lagi ngapain sibuk amat…

Saya ingat seminar di action International, salah satu kunci sukses bisnis adalah “Kerjakan sesuatu yang not urgent not important” dan inilah yang saya coba terapkan hari ini juga dan sebagai evaluasi saya berhasil apa tidak saya baca2 laporan harian transaksi selama ramadhan, dan target saya transaksi hari ini memecahkan rekor dari transaksi yang sudah ada…

Jam 9.30an aktifitas dadakan saya selesai…
Apa yang terjadi..? apa akan banyak orang2 menengok dan mendekat ke toko kami..?
Degdegan saya tunggu hasilnya… Aha..Benar..! dari 30 menit setelah saya gantungkan brosur-brosur 1-2 orang mulai banyak menengok, makin lama makin banyak dan dari kejauhan saya asyik memotret moment2 itu tanpa mereka menyadari…

Sore hari ketika toko di tutup, Alhamdulillah transaksi hari ini adalah terbesar dan memecahkan rekor selama ramadhan (Target omset sehari 10 juta, Alhamdulillah hasilnya mendekati, sekitar 9.5 jtan) meski tidak signifikan sekali bedanya dengan rekor sebelumnya, tapi bagi saya itu sangat memuaskan karena strategi saya untuk promosi cukup manjur dan saya bisa membuktikannya baik di kota maupun di kampung.

Tapi yang pasti dari semua itu atas kebaikan dari Allah-lah toko kami bisa seperti sekarang ini, saya lihat2 toko2 besar dan pusat perbelanjaan yang lain di kota kecil kami, saya yakin merekapun merambat dari kecil dan bisa besar spt sekarang ini setelah beroperasi cukup lama. Toko kami yang ke-4 dan masih orok (belum genap 2bulan) Alhamdulillah bisa ikut “bermain” di musim ramadhan ini, dan bisa mempekarjakan 5 orang karyawan…

Dan hari-hari ini saya di kampung sungguh sangat terharu, karena tahun lalu kalo pulang kampung begini saya bengong nggak tahu mau ngapain, sekarang ada kesibukan lain yang Alhamduliallah menghasilkan…. Saya sangat mengucapkan syukur atas nikmat Allah ini, karena bisa mengenal rekan2 TDA mulai dari penggagas,pencetus,provokator, samapai member yang terakhir join, karena berkat sering kumpul2 dan silaturahmilah saya bener2 berani dan banyak inspirasi yang bisa saya saya aplikasikan.

Dan inilah barangkali jawaban dari doa2 saya di masa2 yang lalu agar saya bisa menjadi salah satu pintu bagi rizki orang lain.

Demikian siaran langsung dari “Almasyhur Distro” di Wonosobo pada tgl 21 Oktober 2006.

Salam FUUUNuntastic
Hadi Kuntoro

FOTO SIARAN LANGSUNG

Foto salah satu sudut Pasar Induk Wonosobo
Ditempat inilah toko ke-4 kami berada.
Pagi2 tgl 21 Oktober saya memotret situasi pasar yang belum mulai ramai, saya ingin melakukan pengamatan langsung kondisi pasar dari pagi sampai sore.

Inilah pemandangan di pagi hari, dan pagi itu juga untuk pertama kalinya saya lihat toko yang sudah sebulan beroperasi. Kaki2 jembatan penyebarangan adalah pintu gerbang yang langsung mengarah, sehingga cukup mudah dicari.

PR kami masih banyak, karena toko itu sampai saat ini belum ada papan nama, dan marketing kami hanya mengandalkan referal saja plus iklan2 di radio.
Suasana masih terlihat sepi karena foto saya ambil jam 8 pagi.

Pagi itu saya coba buat sesuatu yang “berbeda” kalau anda perhatikan foto ini berbeda dengan foto sebelumnya.
Dimana perbedaannnya..?
Saya iseng2 saja menggandeng-gandengakan brosur dan saya gantung2kan di pintu masuk.
Terlihat hidup jadinya kan..?
Saya akan test apakah improvement saya ini akan significant mendongkrak omset hari ini..?
Target saya orang yang lewat akan tertarik, yang tertarik akan masuk dan yang masuk bru akan keluar setelah belanja..ceile…

Alhamdulillah..sambutan orang2 yang lalulalang sgt baik, mereka yang belum kenal umumnya tertarik dengan brosur yang “Kiwir2” tertiup angin, mendekat..dan ternyata kok gambare artis2..? penasaran merekapun masuk, tak terkecuali bapak2…

Sementara didalam sana pasukan garda depan yang menyambut pelanggan dengan ramah tapi tetap leluasa dan pelanggan tidak merasa jengah.
Oya, ada satu faktor plus juga dari toko kami ini, yakni kasir kami tempatkan di depan pintu masuk, tujuannya agar lebih terpantau keamanannya, dan ini pulalah yang membuat orang makin penasaran.
Setiap ada yang ngantri bayar sehingga toko terlihat ramai terus dari luar..
(Ini meniru gerainya “Bread Talk” dan ternyata cukup efekti.


Oktober 20, 2006

SIARAN LANGSUNG DARI “ALMASYHUR DISTRO”

Alhamdulillah, akhirnya kami bisa melihat langsung toko yang ke-4, setelah dibuka kira2 sebulan. Rasanya kangen sekali pengin melihat. Alhamdulillah setelah melihat langsung, ternyata lokasi,fisik dan desain toko ini lebih dari yang saya bayangkan, dan lebih dari cukup untuk ukuran pemula seperti kami.

Hal unik yang terlihat dari toko kami adalah :
1.Tempatnya paling terang dibanding toko2 di kanan kiri.
2.Alas kami gunakan karpet agar pembeli bisa lesehan, dan nyaman, apalagi saya inget hasil seminar saya di action international bahwa transaksi “face to face” kemungkinan 80% akan berhasil kalau customer bisa berinteraksi dengan kita minimal 20 detik. Agar 20 detik itu kita dapatkan maka salah satunya saya gunakan media karpet di lantai ini.
3.Meja kasir diletakkan di pintu keluar. Ini adalah surprise besar bagi saya karena, karena desain spt ini terkenal sebagai tekniknya bread talk untuk membuat penasaran orang2 yang lewat, yang tadinya nggak mau belanja ngeliat kerumunan orang mau bayar akhirnya penasaran kepengin lihat dan akhirnya ikut beli juga..ternyata adik saya meski di kampung tapi bener2 belajar apa yang ada di kota dengan mengamati setiap postingan2 tda…

Tampilan dari dalam sudah cukup menarik, namun tampilan dari luar ada yang kurang menurut saya, yakni toko kami belum punya papan nama, dan selama ini orang tahu toko ini hanya dari mulut ke mulut orang yang pernah datang, atau orang yang pernah belanja di toko yang ke2 dan ke-3, atau mereka yang hunting karena mendengar iklan dari radio. Untuk papan nama saya maklum karena keterbatasan waktu, toko baru buka tgl 14 September dan seminggu kemudian ramadhan.

Pagi 21 Oktober 2006 karena begitu happy-nya aku tidak hentinya mengamati detail A-Z seputar toko kami. Foto2 sana sini agar kami bisa meng-improve apa2 yang kurang. Ilmu2 yang aku terapkan selama di Ibukota akan saya coba terapkan juga di kampung, san saya ingin membuktikan kepada diri sendiri apakah ilmu2 yang saya dapat dari diskusi2 di tda, dari hasil baca2 buku dll kalau saya terapkan di kampung apa bisa sama hasilnya..?
Pagi itu hasil jepretan2 saya amati, kemudian saya lihat toko2 yang ada di kanan-kiri kami, dan apa yang harus saya lakukan agar toko kami tampil beda dan terlihat mencolok pada hari itu juga..?

Aha..saya akan implementasikan seperti di bazar, cling..saya dpat ide saya akan buat tempelan2 dan gantungan2 brosur di pintu masuk toko agar setiap orang yang lewat menengok,penasaran, masuk,dan beli..! OK..let’s GO..! Saya bayangkan seperti di TV…. Saya kumpulkan berbagai macam brosur yang kami punya, Saya bergerak cepat ke toko alat tulis membeli isolasi dan double tape, kemudian 1 jam saya gandeng2kan brosur2 itu sehingga terlihat memanjang, kemudian saya gantungkan di pintu masuk.
Orang2 yang jualan di sekitar kami mengamati gerak-gerik saya dan nampaknya mereka heran, ini orang lagi ngapain sibuk amat…

Saya ingat seminar di action International, salah satu kunci sukses bisnis adalah “Kerjakan sesuatu yang not urgent not important” dan inilah yang saya coba terapkan hari ini juga dan sebagai evaluasi saya berhasil apa tidak saya baca2 laporan harian transaksi selama ramadhan, dan target saya transaksi hari ini memecahkan rekor dari transaksi yang sudah ada…

Jam 9.30an aktifitas dadakan saya selesai…
Apa yang terjadi..? apa akan banyak orang2 menengok dan mendekat ke toko kami..?
Degdegan saya tunggu hasilnya… Aha..Benar..! dari 30 menit setelah saya gantungkan brosur-brosur 1-2 orang mulai banyak menengok, makin lama makin banyak dan dari kejauhan saya asyik memotret moment2 itu tanpa mereka menyadari…

Sore hari ketika toko di tutup, Alhamdulillah transaksi hari ini adalah terbesar dan memecahkan rekor selama ramadhan (Target omset sehari 10 juta, Alhamdulillah hasilnya mendekati, sekitar 9.5 jtan) meski tidak signifikan sekali bedanya dengan rekor sebelumnya, tapi bagi saya itu sangat memuaskan karena strategi saya untuk promosi cukup manjur dan saya bisa membuktikannya baik di kota maupun di kampung.

Tapi yang pasti dari semua itu atas kebaikan dari Allah-lah toko kami bisa seperti sekarang ini, saya lihat2 toko2 besar dan pusat perbelanjaan yang lain di kota kecil kami, saya yakin merekapun merambat dari kecil dan bisa besar spt sekarang ini setelah beroperasi cukup lama. Toko kami yang ke-4 dan masih orok (belum genap 2bulan) Alhamdulillah bisa ikut “bermain” di musim ramadhan ini, dan bisa mempekarjakan 5 orang karyawan…

Dan hari-hari ini saya di kampung sungguh sangat terharu, karena tahun lalu kalo pulang kampung begini saya bengong nggak tahu mau ngapain, sekarang ada kesibukan lain yang Alhamduliallah menghasilkan…. Saya sangat mengucapkan syukur atas nikmat Allah ini, karena bisa mengenal rekan2 TDA mulai dari penggagas,pencetus,provokator, samapai member yang terakhir join, karena berkat sering kumpul2 dan silaturahmilah saya bener2 berani dan banyak inspirasi yang bisa saya saya aplikasikan.

Dan inilah barangkali jawaban dari doa2 saya di masa2 yang lalu agar saya bisa menjadi salah satu pintu bagi rizki orang lain.

Demikian siaran langsung dari “Almasyhur Distro” di Wonosobo pada tgl 21 Oktober 2006.

Salam FUUUNuntastic
Hadi Kuntoro

FOTO SIARAN LANGSUNG

Foto salah satu sudut Pasar Induk Wonosobo
Ditempat inilah toko ke-4 kami berada.
Pagi2 tgl 21 Oktober saya memotret situasi pasar yang belum mulai ramai, saya ingin melakukan pengamatan langsung kondisi pasar dari pagi sampai sore.

Inilah pemandangan di pagi hari, dan pagi itu juga untuk pertama kalinya saya lihat toko yang sudah sebulan beroperasi. Kaki2 jembatan penyebarangan adalah pintu gerbang yang langsung mengarah, sehingga cukup mudah dicari.

PR kami masih banyak, karena toko itu sampai saat ini belum ada papan nama, dan marketing kami hanya mengandalkan referal saja plus iklan2 di radio.
Suasana masih terlihat sepi karena foto saya ambil jam 8 pagi.

Pagi itu saya coba buat sesuatu yang “berbeda” kalau anda perhatikan foto ini berbeda dengan foto sebelumnya.
Dimana perbedaannnya..?
Saya iseng2 saja menggandeng-gandengakan brosur dan saya gantung2kan di pintu masuk.
Terlihat hidup jadinya kan..?
Saya akan test apakah improvement saya ini akan significant mendongkrak omset hari ini..?
Target saya orang yang lewat akan tertarik, yang tertarik akan masuk dan yang masuk bru akan keluar setelah belanja..ceile…

Alhamdulillah..sambutan orang2 yang lalulalang sgt baik, mereka yang belum kenal umumnya tertarik dengan brosur yang “Kiwir2” tertiup angin, mendekat..dan ternyata kok gambare artis2..? penasaran merekapun masuk, tak terkecuali bapak2…

Sementara didalam sana pasukan garda depan yang menyambut pelanggan dengan ramah tapi tetap leluasa dan pelanggan tidak merasa jengah.
Oya, ada satu faktor plus juga dari toko kami ini, yakni kasir kami tempatkan di depan pintu masuk, tujuannya agar lebih terpantau keamanannya, dan ini pulalah yang membuat orang makin penasaran.
Setiap ada yang ngantri bayar sehingga toko terlihat ramai terus dari luar..
(Ini meniru gerainya “Bread Talk” dan ternyata cukup efekti.


Oktober 20, 2006

SIARAN LANGSUNG DARI “ALMASYHUR DISTRO”

Alhamdulillah, akhirnya kami bisa melihat langsung toko yang ke-4, setelah dibuka kira2 sebulan. Rasanya kangen sekali pengin melihat. Alhamdulillah setelah melihat langsung, ternyata lokasi,fisik dan desain toko ini lebih dari yang saya bayangkan, dan lebih dari cukup untuk ukuran pemula seperti kami.

Hal unik yang terlihat dari toko kami adalah :
1.Tempatnya paling terang dibanding toko2 di kanan kiri.
2.Alas kami gunakan karpet agar pembeli bisa lesehan, dan nyaman, apalagi saya inget hasil seminar saya di action international bahwa transaksi “face to face” kemungkinan 80% akan berhasil kalau customer bisa berinteraksi dengan kita minimal 20 detik. Agar 20 detik itu kita dapatkan maka salah satunya saya gunakan media karpet di lantai ini.
3.Meja kasir diletakkan di pintu keluar. Ini adalah surprise besar bagi saya karena, karena desain spt ini terkenal sebagai tekniknya bread talk untuk membuat penasaran orang2 yang lewat, yang tadinya nggak mau belanja ngeliat kerumunan orang mau bayar akhirnya penasaran kepengin lihat dan akhirnya ikut beli juga..ternyata adik saya meski di kampung tapi bener2 belajar apa yang ada di kota dengan mengamati setiap postingan2 tda…

Tampilan dari dalam sudah cukup menarik, namun tampilan dari luar ada yang kurang menurut saya, yakni toko kami belum punya papan nama, dan selama ini orang tahu toko ini hanya dari mulut ke mulut orang yang pernah datang, atau orang yang pernah belanja di toko yang ke2 dan ke-3, atau mereka yang hunting karena mendengar iklan dari radio. Untuk papan nama saya maklum karena keterbatasan waktu, toko baru buka tgl 14 September dan seminggu kemudian ramadhan.

Pagi 21 Oktober 2006 karena begitu happy-nya aku tidak hentinya mengamati detail A-Z seputar toko kami. Foto2 sana sini agar kami bisa meng-improve apa2 yang kurang. Ilmu2 yang aku terapkan selama di Ibukota akan saya coba terapkan juga di kampung, san saya ingin membuktikan kepada diri sendiri apakah ilmu2 yang saya dapat dari diskusi2 di tda, dari hasil baca2 buku dll kalau saya terapkan di kampung apa bisa sama hasilnya..?
Pagi itu hasil jepretan2 saya amati, kemudian saya lihat toko2 yang ada di kanan-kiri kami, dan apa yang harus saya lakukan agar toko kami tampil beda dan terlihat mencolok pada hari itu juga..?

Aha..saya akan implementasikan seperti di bazar, cling..saya dpat ide saya akan buat tempelan2 dan gantungan2 brosur di pintu masuk toko agar setiap orang yang lewat menengok,penasaran, masuk,dan beli..! OK..let’s GO..! Saya bayangkan seperti di TV…. Saya kumpulkan berbagai macam brosur yang kami punya, Saya bergerak cepat ke toko alat tulis membeli isolasi dan double tape, kemudian 1 jam saya gandeng2kan brosur2 itu sehingga terlihat memanjang, kemudian saya gantungkan di pintu masuk.
Orang2 yang jualan di sekitar kami mengamati gerak-gerik saya dan nampaknya mereka heran, ini orang lagi ngapain sibuk amat…

Saya ingat seminar di action International, salah satu kunci sukses bisnis adalah “Kerjakan sesuatu yang not urgent not important” dan inilah yang saya coba terapkan hari ini juga dan sebagai evaluasi saya berhasil apa tidak saya baca2 laporan harian transaksi selama ramadhan, dan target saya transaksi hari ini memecahkan rekor dari transaksi yang sudah ada…

Jam 9.30an aktifitas dadakan saya selesai…
Apa yang terjadi..? apa akan banyak orang2 menengok dan mendekat ke toko kami..?
Degdegan saya tunggu hasilnya… Aha..Benar..! dari 30 menit setelah saya gantungkan brosur-brosur 1-2 orang mulai banyak menengok, makin lama makin banyak dan dari kejauhan saya asyik memotret moment2 itu tanpa mereka menyadari…

Sore hari ketika toko di tutup, Alhamdulillah transaksi hari ini adalah terbesar dan memecahkan rekor selama ramadhan (Target omset sehari 10 juta, Alhamdulillah hasilnya mendekati, sekitar 9.5 jtan) meski tidak signifikan sekali bedanya dengan rekor sebelumnya, tapi bagi saya itu sangat memuaskan karena strategi saya untuk promosi cukup manjur dan saya bisa membuktikannya baik di kota maupun di kampung.

Tapi yang pasti dari semua itu atas kebaikan dari Allah-lah toko kami bisa seperti sekarang ini, saya lihat2 toko2 besar dan pusat perbelanjaan yang lain di kota kecil kami, saya yakin merekapun merambat dari kecil dan bisa besar spt sekarang ini setelah beroperasi cukup lama. Toko kami yang ke-4 dan masih orok (belum genap 2bulan) Alhamdulillah bisa ikut “bermain” di musim ramadhan ini, dan bisa mempekarjakan 5 orang karyawan…

Dan hari-hari ini saya di kampung sungguh sangat terharu, karena tahun lalu kalo pulang kampung begini saya bengong nggak tahu mau ngapain, sekarang ada kesibukan lain yang Alhamduliallah menghasilkan…. Saya sangat mengucapkan syukur atas nikmat Allah ini, karena bisa mengenal rekan2 TDA mulai dari penggagas,pencetus,provokator, samapai member yang terakhir join, karena berkat sering kumpul2 dan silaturahmilah saya bener2 berani dan banyak inspirasi yang bisa saya saya aplikasikan.

Dan inilah barangkali jawaban dari doa2 saya di masa2 yang lalu agar saya bisa menjadi salah satu pintu bagi rizki orang lain.

Demikian siaran langsung dari “Almasyhur Distro” di Wonosobo pada tgl 21 Oktober 2006.

Salam FUUUNuntastic
Hadi Kuntoro

FOTO SIARAN LANGSUNG

Foto salah satu sudut Pasar Induk Wonosobo
Ditempat inilah toko ke-4 kami berada.
Pagi2 tgl 21 Oktober saya memotret situasi pasar yang belum mulai ramai, saya ingin melakukan pengamatan langsung kondisi pasar dari pagi sampai sore.

Inilah pemandangan di pagi hari, dan pagi itu juga untuk pertama kalinya saya lihat toko yang sudah sebulan beroperasi. Kaki2 jembatan penyebarangan adalah pintu gerbang yang langsung mengarah, sehingga cukup mudah dicari.

PR kami masih banyak, karena toko itu sampai saat ini belum ada papan nama, dan marketing kami hanya mengandalkan referal saja plus iklan2 di radio.
Suasana masih terlihat sepi karena foto saya ambil jam 8 pagi.

Pagi itu saya coba buat sesuatu yang “berbeda” kalau anda perhatikan foto ini berbeda dengan foto sebelumnya.
Dimana perbedaannnya..?
Saya iseng2 saja menggandeng-gandengakan brosur dan saya gantung2kan di pintu masuk.
Terlihat hidup jadinya kan..?
Saya akan test apakah improvement saya ini akan significant mendongkrak omset hari ini..?
Target saya orang yang lewat akan tertarik, yang tertarik akan masuk dan yang masuk bru akan keluar setelah belanja..ceile…

Alhamdulillah..sambutan orang2 yang lalulalang sgt baik, mereka yang belum kenal umumnya tertarik dengan brosur yang “Kiwir2” tertiup angin, mendekat..dan ternyata kok gambare artis2..? penasaran merekapun masuk, tak terkecuali bapak2…

Sementara didalam sana pasukan garda depan yang menyambut pelanggan dengan ramah tapi tetap leluasa dan pelanggan tidak merasa jengah.
Oya, ada satu faktor plus juga dari toko kami ini, yakni kasir kami tempatkan di depan pintu masuk, tujuannya agar lebih terpantau keamanannya, dan ini pulalah yang membuat orang makin penasaran.
Setiap ada yang ngantri bayar sehingga toko terlihat ramai terus dari luar..
(Ini meniru gerainya “Bread Talk” dan ternyata cukup efekti.


IBU…(sekilas kisah sedih di masa lalu)

Oktober 18, 2006

Sharing ini saya tulis sampai tengah malam, semangat sekali nulisnya karena tergerak oleh postingannya p.roNI yang sudah terlanjur sedikit mengulasnya.

Ada beberapa puluh tahun hidup saya yang episodenya adalah episode kesusahan, namun perasaan itu justru sekarang menjadi bekal bagi saya untuk berani berusaha…saya berharap titik nadir kesusahan dalam hidup saya sudah berlalu dimasa yang silam…

Sedikit saya mau sharing…(atau malah kebanyakan ya..)Diantara pebaca apakah ada Ibu atau wanita yang masih berusia 24tahun..?

Dahulu Ibu saya di usia 24 sudah mempunya 4 anak.! Kakak saya, saya ,adik perempuan dan Yoyok yang terakhir karena Ibu menikah dengan bapak di usaia 16 tahun..!Di usia 24 itu ibu mendapat cobaan besar yakni ditinggal selamanya oleh bapak saya, dan saya waktu itu masih kelas 1 SD dan kakak saya kelas 2SD.

Predikat ibu saya yang waktu itu masih cantik itu kalau sekarang disebut ”Jamu” alias janda muda…dengan 4 anak!Naudzubillah mindzalik..ya Allah…semoga predikat itu tidak akan pernah menimpa anda…Sejak ditinggal ayah saya, Ibu saya yang 100% ibu rumah tangga itu dipaksa untuk survival…

Ayah saya adalah pedagang garmen di pasar2 tradisional.Ingat pedagang tasik yang ke Tanah Abang senin & kamis pagi…?Itulah yang dilakoni ayah saya, tapi kalau dikampung bukan senin-kamis tapi ritmenya mengikuti pasaran jawa. (tahu nggak ada pon,wage,kliwon,legi dst..?)Pasaran Legi Bapak berdagang di pasar A, Pahing di pasar B,Pon di C, Wage di D, Kliwon di E dan berulang lagi ke Legi..begitu seterusnya.

Jarak pasar ABCDE itu saling berjauhan dan musti ditempuh pagi hari dari subuh dan jam 06.30 baru sampai di pasar.Kendaraan yang dipakai adalah mobil bak terbuka dibawah mengangkat barang dagangan dan diatas bertumpuk2 penumpang.

Ingat malam atau dinihari para pedagang sayur belanja di pasar induk? Ya kira2 spt itu, mereka duduk berselimut sarung atau kain, duduk diatas sayur dagangannya diatas mobil2 bak2 terbuka…

Itulah pemandangan pagi hari yang saya selalu lihat…dan sore menjelang maghrib mereka pulang seperti pasukan habis perang…anak2nya menunggu di pinggir jalan menunggu oleh2 dan tidak pernah tahu apakah dagangan orang tuanya laris atau sepi…

Daerah kami adalah pegunungan yang cukup tinggi dan pagi2 ketika orang tua kami berangkat ke pasar suhu udara mungkin sekitar 16-18 derajat, dan hujan lebih seiring muncul daripada terang.

Saya ingat kalu pagi hari setiap bernapas kita seperti merokok…karena saking dinginnya dan dari mulut kita setiap menghembuskan nafas selalu keluar asap…

Kabut seringkali turun dan matahari baru terasa hangat kalau sudah jam 9 pagi, nanti jam 2 sore matahari hilang karena kabut sudah turun lagi…bener2 seperti negeri di awan.

Ibu saya yang pengetahuan berdagangnya 0 besar, dipaksa oleh keadaan untuk melanjutkan usaha bapak saya berdagang keliling spt itu setiap hari pagi2 sampai sore, dan hanya libur kalau sakit atau hari H idul fitri.!

Karena bebannya berat, berapapun hasil dagangan untuk makan sehari-hari, akhirnya dagangan ibu bener2 habis, dan berkat belas kasihan para juragan2 teman baik ayah, ibu bisa terus berjualan, dan beberapa tahun hingga saya Kuliah kondisi keuangan ibu minim.

Apabila lebaran tiba, dagangan ibu habis tapi utang masih banyak…..

Kondisi itu diperparah ketika saya SMA ibu terkena penyakit asma..yang hampir tiap bulan dipastikan 1 sampai 2 kali harus opname…karena sesak nafas…Penderitaan batin ibu merambat keluar menjadi penderitaan fisik…

Untuk makan sehari-hari jarang sekali kami makan nasi beras.

Beras menurut kami sesuatu yang mahal..makanan pokok kami nasi jagung…(ada yang pernah makan..?) dan lauknya sayur2an dari kebun kecil kami dan ditambah ikan asin atau tempe yang dibakar..karena kami jarang punya minyak goreng.

Ketika saya SD belum ada listrik di desa kami dan tv pun sangat jarang sehingga rumah kami hanya mengandalkan cahaya dari lampu kecil, kaleng diisi minyak tanah dan ada sumbunya, sedangkan Untuk orang yang kaya pakai lampu petromak atau minimal lampu templok.

Kalau malam takbiran datang kami sangat senang, karena pasti akan dapat zakat fitrah…, dan untuk menunggu pembagian zakat fitrah itu saya selalu tidur di musholla…dan paginya bangun tidur zakat saya serahkan pada ibu, dan tangisan sedih sudah terbiasa kami dengarkan dari ibu setiap pagi di hari raya iedul fitri…sehingga habis sholat kami takut untuk bersalaman dengan ibu, karena ledakan tangisannya bener meremas hati kami dan air matanya mengalir membasahi ubun2 kami…

Mungkin ibu sedih kondisi anak2nya..dan beliau sangat tidak berdaya….

Sebenernya ibuku cukup cantik dan kalau beliau mau , pinangan demi pinangan datang namun tidak pernah ada yang diterima, mungkin takut kalau kami anak2nya akan lebih terlantar…

Menurut cerita ibu ada kondisi beban yang bener2 berat, hingga beliau terpikir ingin bunuh diri dengan sekaligus membawa empat anak2nya…naudzubilah mindzalik…Allah maha penyayangSering di tengah2 berdagang di pasar yang seringnya sepi krn dagangan Ibu sedikit Ibu menangis…dan orang2 iba melihatnya, namun ada pula yang jahat, memanfaatkan kondisi itu untuk berbuat jahat mencuri beberapa lusin dagangan ibu

Sehingga transaksi tidak ada malah barang banyak hilang….

Kondisi yang demikian membuat hubungan kami dengan ibu terasa sangat dekat.

Karena kedekatan itulah hubungan saya dengan ibu seperti ada telepati bahkan sampai sekarang.

Dulu ketika kuliah saya sering pulang kampung tidak menuju kerumah, tapi langsung kerumah sakit karena yakni ibu sedang opname..dan benar…itu terjadi berulang kali…

Hingga kini pun kami kadang masih mempunyai telepati seperti itu, ibuku seperti tahu ketika saya sedang sedih atau sakit dan demikian pula sebaliknya…

Kalau saya telepon, dan ibu baru berkata ”Halo..” maka cukup dengan 1 kata saja saya bisa tahu kondisi ibu.

Saya kadang langsung tanya ”Ibu sakit sejak kapan..” dan suara diseberang sana tertawa sambil berkata ”kok kamu tahu..?”

Meski beliau kadang berbohong bahwa tidak sakit tapi dalam hati saya tahu beliau sedang sedih atau sakit….

Dari ditinggal ayah sampai saya selesai kulaih Ibu tetap bertahan single fighter dan spot2 cerita2 sedih terus bergulir silih berganti yang kalau saya ceritakan dengan gaya tulisan saya tidak akan kurang dari 100 halaman kisah sedih akan muncul…

Banyak miracle2 di masa lalu kami, sampai kakak saya bisa sekolah dan jadi Doktor Tokyo University , saya kuliah S1, adik saya kulaih S1 juga adalah contoh beberapa miracle2nya…

Pada saat kuliah kondisi saya cukup memprihatinkan, uang saku sangat kecil sehingga untuk makan saja saya atur hanya 2kali sehari, dan saya makan biasanya jam tanggung, makan pagi jam 9 dan makan malam jam 5 sore…itupun saya kadang masak nasi sendiri terutama ketika semester1 dan 2.

Masak nasinya saya bikin ketupat, dan lauknya kerupuk kadang indomie…sehingga sampai sekarang beberapa temen sekampung saya sering nggodain ”enak ya..sekarang sudah nggak makan ketupat sama kerupuk lagi…”

Sehingga tidak heran ketika kuliah saya cukup rajin puasa senin kamis…

Kondisi saya yang susah itu pernah dimanfaatkan oleh kakak kelas senior saya yang ”nakal-nakal” untuk mencari uang dengan jalan pintas…

Mau tahu apa itu..? Saya pernah jadi joki UMPTN..!

3x saya pernah jadi joki dan ketiga2nya lolos di sekolah ternama dan jurusan favorit..! Tapi ya itu..saya hanya dapat bagian kecil dan yang gede ya mereka yang ”nakal2” itu…Astaghfirullah…jahat ya…semoga saya dan orang yang saya joki-in itu di ampuni Allah…

Tapi mudah2an itu menjadi perhatian bagi para ahli di perguruan tinggi sekarang..dan saya yakin sekarangpun celah untuk itu tetap ada meski serapi apapun upaya mereka, saya bertaruh mungkin saat ini saya tetap masih bisa menembus, dan posisi saya aman 99.9%…anda pengin tahu caranya….enggak ah..enggak akan saya kasih tahu…..hehehe..kecuali kalo anda seorang yang tugasnya mengawasi testing di perguruan tinggi…

Alhamdulillah di tahun ketiga saya dapat beasiswa dari Mobil Oil Company..dan pelan2 nasib saya berubah…apalagi kakak saya juga lulus IPB, pelan2 ekonomi keluarga agak enteng…

Ketika saya menjelang lulus Ibu di lamar oleh pria yang menduda karena istrinya meninggal. Sang istri yang merupakan shabat baik ibuku dan saya anggap sudah spt saudara kami meninggal. Pria itu menjadi duda dengan 4 orang anak yang juga secara materi pas-pasan..tapi saya ingin agar ibu tetap menerima pinangan itu karena kelak ibu pasti kesepian anak2nya akan merantau mencari kerja…

Di usia 45 lebih ibuku akhirnya menikah lagi….sampai sekarang…perjuangan ibu belum selesai karena harus ikut membesarkan anak2 bawaan bapak tiri saya…

”Nggak apa2..ini adalah ladang amal bagi saya…” kata ibu.

Begitulah..tahun2 pertama saya bekerja, hasilnya kami kirimkan kepada ibu untuk bayar hutang2 yang menumpuk..itu berajalan hingga awal2 pernikahan kami tahun 1997, sebagian gaji saya masih sering saya kirimkan untuk meringankan beban di rumah Alhamdulillah saya mendapat istri yang sangat penyabar dan mengerti kondisi kami…..

Alhamdulillah..kini kondisi ekonomi ibu sudah baik dan dengan bapak tiri kami beliau sudah bisa menunaikan ibadah haji..hal yang sebelumnya sangat mustahil..bahkan mimpipun tidak…

Saya berpesan kepada anda pembaca…

Berbaktilah secara totalitas kepada ibu anda…maka ”salah satu hal kecil” yang akan anda dapatkan adalah, Insya Allah anda akan di mudahkan dalam berusaha/berbisnis…..

Menelepon ibu di kampung dan melaporkan perkembangan usaha sambil minta doa restu rutin saya lakukan minimal seminggu sekali, dan untuk ramadhan ini bahkan hampir tiap 2 hari sekali kadang malah sehari 2x…

Pembaca..seandainya anda sehat wal afiat ada tawaran dari seorang dokter ahli ”Maukah Anda saya jadikan kelinci percobaan, dan saya akan beri anda semilyar..tapi saya tidak menjamin ini berhasil dan resikonya anda mati..”

Apa anda berani..? ada yang berani ada yang nggak….tapi pasti banyak enggaknya kan..?

Kalau tawaran dokter itu gratis..dengan resiko yang sama bagaimana..?

Lebih nggak berani kan..?

Tapi tahukan anda ada orang yang sangat berani dan tanpa pikir panjang berani mengambil resiko itu, gratis, bahkan harus membayar mahal dengan penderitaan2 lainnya yang sambung-menyambung…..siapa orang sang pemberani itu..?

Dialah Ibu anda, yakni ketika mengandung dan melahirkan anda….sesungguhnya seandainya pun seluruh harta bahkan nyawa kita, diserahkan untuk menebus perjuangan ibu, itu belumlah lunas…

Demi untuk beribadah beliau berani menempuh resiko dengan taruhan nyawanya…

Itulah ”setetes” dari segelas cerita sedih kami di masa lalu…

Apa rekan2 ada yang punya kisah lebih menyedihkan lagi…tidak ada salahnya anda sharingkan juga agar makin bisa dijadikan pendorong bagi keberanian anda dalam berusaha…

Berkaca dari perjuangan ibu, Demi ibadah pula seharusnya kita tidak takut untuk memulai berusaha…

Salam Fuuntastic

Hadikuntoro

http://www.hadikuntoro.blogspot.com


IBU…(sekilas kisah sedih di masa lalu)

Oktober 18, 2006

Sharing ini saya tulis sampai tengah malam, semangat sekali nulisnya karena tergerak oleh postingannya p.roNI yang sudah terlanjur sedikit mengulasnya.

Ada beberapa puluh tahun hidup saya yang episodenya adalah episode kesusahan, namun perasaan itu justru sekarang menjadi bekal bagi saya untuk berani berusaha…saya berharap titik nadir kesusahan dalam hidup saya sudah berlalu dimasa yang silam…

Sedikit saya mau sharing…(atau malah kebanyakan ya..)Diantara pebaca apakah ada Ibu atau wanita yang masih berusia 24tahun..?

Dahulu Ibu saya di usia 24 sudah mempunya 4 anak.! Kakak saya, saya ,adik perempuan dan Yoyok yang terakhir karena Ibu menikah dengan bapak di usaia 16 tahun..!Di usia 24 itu ibu mendapat cobaan besar yakni ditinggal selamanya oleh bapak saya, dan saya waktu itu masih kelas 1 SD dan kakak saya kelas 2SD.

Predikat ibu saya yang waktu itu masih cantik itu kalau sekarang disebut ”Jamu” alias janda muda…dengan 4 anak!Naudzubillah mindzalik..ya Allah…semoga predikat itu tidak akan pernah menimpa anda…Sejak ditinggal ayah saya, Ibu saya yang 100% ibu rumah tangga itu dipaksa untuk survival…

Ayah saya adalah pedagang garmen di pasar2 tradisional.Ingat pedagang tasik yang ke Tanah Abang senin & kamis pagi…?Itulah yang dilakoni ayah saya, tapi kalau dikampung bukan senin-kamis tapi ritmenya mengikuti pasaran jawa. (tahu nggak ada pon,wage,kliwon,legi dst..?)Pasaran Legi Bapak berdagang di pasar A, Pahing di pasar B,Pon di C, Wage di D, Kliwon di E dan berulang lagi ke Legi..begitu seterusnya.

Jarak pasar ABCDE itu saling berjauhan dan musti ditempuh pagi hari dari subuh dan jam 06.30 baru sampai di pasar.Kendaraan yang dipakai adalah mobil bak terbuka dibawah mengangkat barang dagangan dan diatas bertumpuk2 penumpang.

Ingat malam atau dinihari para pedagang sayur belanja di pasar induk? Ya kira2 spt itu, mereka duduk berselimut sarung atau kain, duduk diatas sayur dagangannya diatas mobil2 bak2 terbuka…

Itulah pemandangan pagi hari yang saya selalu lihat…dan sore menjelang maghrib mereka pulang seperti pasukan habis perang…anak2nya menunggu di pinggir jalan menunggu oleh2 dan tidak pernah tahu apakah dagangan orang tuanya laris atau sepi…

Daerah kami adalah pegunungan yang cukup tinggi dan pagi2 ketika orang tua kami berangkat ke pasar suhu udara mungkin sekitar 16-18 derajat, dan hujan lebih seiring muncul daripada terang.

Saya ingat kalu pagi hari setiap bernapas kita seperti merokok…karena saking dinginnya dan dari mulut kita setiap menghembuskan nafas selalu keluar asap…

Kabut seringkali turun dan matahari baru terasa hangat kalau sudah jam 9 pagi, nanti jam 2 sore matahari hilang karena kabut sudah turun lagi…bener2 seperti negeri di awan.

Ibu saya yang pengetahuan berdagangnya 0 besar, dipaksa oleh keadaan untuk melanjutkan usaha bapak saya berdagang keliling spt itu setiap hari pagi2 sampai sore, dan hanya libur kalau sakit atau hari H idul fitri.!

Karena bebannya berat, berapapun hasil dagangan untuk makan sehari-hari, akhirnya dagangan ibu bener2 habis, dan berkat belas kasihan para juragan2 teman baik ayah, ibu bisa terus berjualan, dan beberapa tahun hingga saya Kuliah kondisi keuangan ibu minim.

Apabila lebaran tiba, dagangan ibu habis tapi utang masih banyak…..

Kondisi itu diperparah ketika saya SMA ibu terkena penyakit asma..yang hampir tiap bulan dipastikan 1 sampai 2 kali harus opname…karena sesak nafas…Penderitaan batin ibu merambat keluar menjadi penderitaan fisik…

Untuk makan sehari-hari jarang sekali kami makan nasi beras.

Beras menurut kami sesuatu yang mahal..makanan pokok kami nasi jagung…(ada yang pernah makan..?) dan lauknya sayur2an dari kebun kecil kami dan ditambah ikan asin atau tempe yang dibakar..karena kami jarang punya minyak goreng.

Ketika saya SD belum ada listrik di desa kami dan tv pun sangat jarang sehingga rumah kami hanya mengandalkan cahaya dari lampu kecil, kaleng diisi minyak tanah dan ada sumbunya, sedangkan Untuk orang yang kaya pakai lampu petromak atau minimal lampu templok.

Kalau malam takbiran datang kami sangat senang, karena pasti akan dapat zakat fitrah…, dan untuk menunggu pembagian zakat fitrah itu saya selalu tidur di musholla…dan paginya bangun tidur zakat saya serahkan pada ibu, dan tangisan sedih sudah terbiasa kami dengarkan dari ibu setiap pagi di hari raya iedul fitri…sehingga habis sholat kami takut untuk bersalaman dengan ibu, karena ledakan tangisannya bener meremas hati kami dan air matanya mengalir membasahi ubun2 kami…

Mungkin ibu sedih kondisi anak2nya..dan beliau sangat tidak berdaya….

Sebenernya ibuku cukup cantik dan kalau beliau mau , pinangan demi pinangan datang namun tidak pernah ada yang diterima, mungkin takut kalau kami anak2nya akan lebih terlantar…

Menurut cerita ibu ada kondisi beban yang bener2 berat, hingga beliau terpikir ingin bunuh diri dengan sekaligus membawa empat anak2nya…naudzubilah mindzalik…Allah maha penyayangSering di tengah2 berdagang di pasar yang seringnya sepi krn dagangan Ibu sedikit Ibu menangis…dan orang2 iba melihatnya, namun ada pula yang jahat, memanfaatkan kondisi itu untuk berbuat jahat mencuri beberapa lusin dagangan ibu

Sehingga transaksi tidak ada malah barang banyak hilang….

Kondisi yang demikian membuat hubungan kami dengan ibu terasa sangat dekat.

Karena kedekatan itulah hubungan saya dengan ibu seperti ada telepati bahkan sampai sekarang.

Dulu ketika kuliah saya sering pulang kampung tidak menuju kerumah, tapi langsung kerumah sakit karena yakni ibu sedang opname..dan benar…itu terjadi berulang kali…

Hingga kini pun kami kadang masih mempunyai telepati seperti itu, ibuku seperti tahu ketika saya sedang sedih atau sakit dan demikian pula sebaliknya…

Kalau saya telepon, dan ibu baru berkata ”Halo..” maka cukup dengan 1 kata saja saya bisa tahu kondisi ibu.

Saya kadang langsung tanya ”Ibu sakit sejak kapan..” dan suara diseberang sana tertawa sambil berkata ”kok kamu tahu..?”

Meski beliau kadang berbohong bahwa tidak sakit tapi dalam hati saya tahu beliau sedang sedih atau sakit….

Dari ditinggal ayah sampai saya selesai kulaih Ibu tetap bertahan single fighter dan spot2 cerita2 sedih terus bergulir silih berganti yang kalau saya ceritakan dengan gaya tulisan saya tidak akan kurang dari 100 halaman kisah sedih akan muncul…

Banyak miracle2 di masa lalu kami, sampai kakak saya bisa sekolah dan jadi Doktor Tokyo University , saya kuliah S1, adik saya kulaih S1 juga adalah contoh beberapa miracle2nya…

Pada saat kuliah kondisi saya cukup memprihatinkan, uang saku sangat kecil sehingga untuk makan saja saya atur hanya 2kali sehari, dan saya makan biasanya jam tanggung, makan pagi jam 9 dan makan malam jam 5 sore…itupun saya kadang masak nasi sendiri terutama ketika semester1 dan 2.

Masak nasinya saya bikin ketupat, dan lauknya kerupuk kadang indomie…sehingga sampai sekarang beberapa temen sekampung saya sering nggodain ”enak ya..sekarang sudah nggak makan ketupat sama kerupuk lagi…”

Sehingga tidak heran ketika kuliah saya cukup rajin puasa senin kamis…

Kondisi saya yang susah itu pernah dimanfaatkan oleh kakak kelas senior saya yang ”nakal-nakal” untuk mencari uang dengan jalan pintas…

Mau tahu apa itu..? Saya pernah jadi joki UMPTN..!

3x saya pernah jadi joki dan ketiga2nya lolos di sekolah ternama dan jurusan favorit..! Tapi ya itu..saya hanya dapat bagian kecil dan yang gede ya mereka yang ”nakal2” itu…Astaghfirullah…jahat ya…semoga saya dan orang yang saya joki-in itu di ampuni Allah…

Tapi mudah2an itu menjadi perhatian bagi para ahli di perguruan tinggi sekarang..dan saya yakin sekarangpun celah untuk itu tetap ada meski serapi apapun upaya mereka, saya bertaruh mungkin saat ini saya tetap masih bisa menembus, dan posisi saya aman 99.9%…anda pengin tahu caranya….enggak ah..enggak akan saya kasih tahu…..hehehe..kecuali kalo anda seorang yang tugasnya mengawasi testing di perguruan tinggi…

Alhamdulillah di tahun ketiga saya dapat beasiswa dari Mobil Oil Company..dan pelan2 nasib saya berubah…apalagi kakak saya juga lulus IPB, pelan2 ekonomi keluarga agak enteng…

Ketika saya menjelang lulus Ibu di lamar oleh pria yang menduda karena istrinya meninggal. Sang istri yang merupakan shabat baik ibuku dan saya anggap sudah spt saudara kami meninggal. Pria itu menjadi duda dengan 4 orang anak yang juga secara materi pas-pasan..tapi saya ingin agar ibu tetap menerima pinangan itu karena kelak ibu pasti kesepian anak2nya akan merantau mencari kerja…

Di usia 45 lebih ibuku akhirnya menikah lagi….sampai sekarang…perjuangan ibu belum selesai karena harus ikut membesarkan anak2 bawaan bapak tiri saya…

”Nggak apa2..ini adalah ladang amal bagi saya…” kata ibu.

Begitulah..tahun2 pertama saya bekerja, hasilnya kami kirimkan kepada ibu untuk bayar hutang2 yang menumpuk..itu berajalan hingga awal2 pernikahan kami tahun 1997, sebagian gaji saya masih sering saya kirimkan untuk meringankan beban di rumah Alhamdulillah saya mendapat istri yang sangat penyabar dan mengerti kondisi kami…..

Alhamdulillah..kini kondisi ekonomi ibu sudah baik dan dengan bapak tiri kami beliau sudah bisa menunaikan ibadah haji..hal yang sebelumnya sangat mustahil..bahkan mimpipun tidak…

Saya berpesan kepada anda pembaca…

Berbaktilah secara totalitas kepada ibu anda…maka ”salah satu hal kecil” yang akan anda dapatkan adalah, Insya Allah anda akan di mudahkan dalam berusaha/berbisnis…..

Menelepon ibu di kampung dan melaporkan perkembangan usaha sambil minta doa restu rutin saya lakukan minimal seminggu sekali, dan untuk ramadhan ini bahkan hampir tiap 2 hari sekali kadang malah sehari 2x…

Pembaca..seandainya anda sehat wal afiat ada tawaran dari seorang dokter ahli ”Maukah Anda saya jadikan kelinci percobaan, dan saya akan beri anda semilyar..tapi saya tidak menjamin ini berhasil dan resikonya anda mati..”

Apa anda berani..? ada yang berani ada yang nggak….tapi pasti banyak enggaknya kan..?

Kalau tawaran dokter itu gratis..dengan resiko yang sama bagaimana..?

Lebih nggak berani kan..?

Tapi tahukan anda ada orang yang sangat berani dan tanpa pikir panjang berani mengambil resiko itu, gratis, bahkan harus membayar mahal dengan penderitaan2 lainnya yang sambung-menyambung…..siapa orang sang pemberani itu..?

Dialah Ibu anda, yakni ketika mengandung dan melahirkan anda….sesungguhnya seandainya pun seluruh harta bahkan nyawa kita, diserahkan untuk menebus perjuangan ibu, itu belumlah lunas…

Demi untuk beribadah beliau berani menempuh resiko dengan taruhan nyawanya…

Itulah ”setetes” dari segelas cerita sedih kami di masa lalu…

Apa rekan2 ada yang punya kisah lebih menyedihkan lagi…tidak ada salahnya anda sharingkan juga agar makin bisa dijadikan pendorong bagi keberanian anda dalam berusaha…

Berkaca dari perjuangan ibu, Demi ibadah pula seharusnya kita tidak takut untuk memulai berusaha…

Salam Fuuntastic

Hadikuntoro

http://www.hadikuntoro.blogspot.com


Oktober 18, 2006

ACARA BUKA BERSAMA MEMBER TDA

Membaca Risalah Buka puasa para TDA member di rumah makn Ciganea cukup mengejutkan, ternyata pembicaraaan saya dengan P.roNI tentang masa lalu saya yang “sedih” ikutan di posting, tapi tidak apa2, justru nanti akan saya blow biar menjadi inspirasi anda2 yang saat ini masih berada dalam “episode kesedihan”
Bersabarlah..karena semuanya akan selesai….

Selamat membaca,

originally uploaded by roniyuzirman.
Menarik sekali ceramah motivasi spiritual yang disampaikan oleh Mas Jhody A. Prabawa dari Center for Spirituality and Leadership. Ustad muda dan gaul ini menyampaikan materi yang “gue banget”, pas dengan keseharian member TDA.

Mbak Yulia mewakili kita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti: kenapa sih saya udah usaha maksimal sekian lama, kok masih begini-begini aja? Atau kenapa sih teman saya si A yang baru mulai tapi udah melejit? Dengan lugas dan jelas Mas Jhody memberi jawaban yang menurut saya lebih dari sekedar motivasi, namun beyond motivation. Karena ada sisi spiritual keilahiahan dari setiap jawabannya itu.Komitmen, adalah yang membedakan antara yang berhasil atau yang belum. Komitmen itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan segala ilmu dan kiat-kiat sukses yang dengan mudah banyak ditemukan di komunitas ini.

Perjalanan panjang, jatuh bangun dan kegagalan yang dialami oleh teman kita yang sudah sukses itu sering luput dari penglihatan kita. Di balik hasil yang diperoleh saat ini pastilah ada perjalanan panjang penuh perjuangan penuh onak dan duri.
Itulah komitmen.Kita ambil contoh Pak Hadi Kuntoro.
Mungkin banyak kita nggak tahu bahwa sejak kecil Pak Hadi itu hidup dalam kesusahan dan perjalanan bisnisnya pun sering gagal, seperti tokonya pernah ludes dilalap api dua kali atau ditipu orang. Namun itu semua kemudian membekali Pak Hadi dengan semangat juang yang tinggi. “Saya nggak takut gagal, lha wong saya udah pernah hidup yang paling susah”, tutur Pak Hadi.

Satu lagi, sukses jangan diukur dari hasilnya saja kata Mas Jhody. Bagaimana proses untuk mencapainya juga penting. Kalau kita hanya mengejar sukses dengan ukuran-ukuran materi saja tanpa mempedulikan bagaimana proses mencapainya, sungguh sukses itu tidak akan bernilai nantinya.Rasanya, tidak cukup waktu yang tersedia bagi saya ketika mendengarkan ceramah yang singkat namun padat ini.

Banyak sekali AHA yang saya dapat. Beberapa pertanyaan yang bergelayut di benak saya selama ini, kok sepertinya terjawab, ya.Acara buka puasa yang berlangsung semarak dan meriah ini telah dilaksanakan kemarin di Restoran Ciganea, Jalan Sabang Jakarta Pusat dan dihadiri kurang lebih 40 Action Member TDA. Jeritan dan lalu lalang para TDA junior menambah marak suasana. Beberapa member juga diberi kesempatan membuka stand dagangannya. Saya lihat beberapa stand, seperti milik Mbak Yulia lumayan laris. Acara juga diselingi dengan perkenalan dari para Action Member TDA.

Door Prize sumbangan dari para member juga ikut menyemarakkan acara. Games untuk mendapatkan door prize itu berisikan pertanyaan-pertanyaan seputar para member itu sendiri, seperti: siapakah icon TDA yang postingannya sering ditunggu? Serempak hadirin menjawab: Pak Hadiii!!!

Saking banyaknya hadiah door prize itu, nampaknya jarang member yang pulang tanpa membawa hadiah.Dari saya, thanks for all PIC yang telah membantu suksesnya acara ini (Mbak Yulia, Pak Eko, Pak Didin, Mbak Ina, dll). Juga para Action Member TDA yang lama maupun baru yang telah meringankan langkah untuk saling bersilaturahmi.

Mudah-mudahan silaturahmi di antara kita tetap terjalin dan membawa berkah bagi kita semua. Sungguh, bagi saya TDA ibarat sebuah keluarga besar saya sendiri. Jalinan silaturahmi dan keakraban di antara kita, merupakan sebuah rahmat Allah yang harus kita syukuri dan jaga terus. Ini adalah bekal kita untuk melangkah bagi masa depan yang lebih baik untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Roni


Oktober 18, 2006

ACARA BUKA BERSAMA MEMBER TDA

Membaca Risalah Buka puasa para TDA member di rumah makn Ciganea cukup mengejutkan, ternyata pembicaraaan saya dengan P.roNI tentang masa lalu saya yang “sedih” ikutan di posting, tapi tidak apa2, justru nanti akan saya blow biar menjadi inspirasi anda2 yang saat ini masih berada dalam “episode kesedihan”
Bersabarlah..karena semuanya akan selesai….

Selamat membaca,

originally uploaded by roniyuzirman.
Menarik sekali ceramah motivasi spiritual yang disampaikan oleh Mas Jhody A. Prabawa dari Center for Spirituality and Leadership. Ustad muda dan gaul ini menyampaikan materi yang “gue banget”, pas dengan keseharian member TDA.

Mbak Yulia mewakili kita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti: kenapa sih saya udah usaha maksimal sekian lama, kok masih begini-begini aja? Atau kenapa sih teman saya si A yang baru mulai tapi udah melejit? Dengan lugas dan jelas Mas Jhody memberi jawaban yang menurut saya lebih dari sekedar motivasi, namun beyond motivation. Karena ada sisi spiritual keilahiahan dari setiap jawabannya itu.Komitmen, adalah yang membedakan antara yang berhasil atau yang belum. Komitmen itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan segala ilmu dan kiat-kiat sukses yang dengan mudah banyak ditemukan di komunitas ini.

Perjalanan panjang, jatuh bangun dan kegagalan yang dialami oleh teman kita yang sudah sukses itu sering luput dari penglihatan kita. Di balik hasil yang diperoleh saat ini pastilah ada perjalanan panjang penuh perjuangan penuh onak dan duri.
Itulah komitmen.Kita ambil contoh Pak Hadi Kuntoro.
Mungkin banyak kita nggak tahu bahwa sejak kecil Pak Hadi itu hidup dalam kesusahan dan perjalanan bisnisnya pun sering gagal, seperti tokonya pernah ludes dilalap api dua kali atau ditipu orang. Namun itu semua kemudian membekali Pak Hadi dengan semangat juang yang tinggi. “Saya nggak takut gagal, lha wong saya udah pernah hidup yang paling susah”, tutur Pak Hadi.

Satu lagi, sukses jangan diukur dari hasilnya saja kata Mas Jhody. Bagaimana proses untuk mencapainya juga penting. Kalau kita hanya mengejar sukses dengan ukuran-ukuran materi saja tanpa mempedulikan bagaimana proses mencapainya, sungguh sukses itu tidak akan bernilai nantinya.Rasanya, tidak cukup waktu yang tersedia bagi saya ketika mendengarkan ceramah yang singkat namun padat ini.

Banyak sekali AHA yang saya dapat. Beberapa pertanyaan yang bergelayut di benak saya selama ini, kok sepertinya terjawab, ya.Acara buka puasa yang berlangsung semarak dan meriah ini telah dilaksanakan kemarin di Restoran Ciganea, Jalan Sabang Jakarta Pusat dan dihadiri kurang lebih 40 Action Member TDA. Jeritan dan lalu lalang para TDA junior menambah marak suasana. Beberapa member juga diberi kesempatan membuka stand dagangannya. Saya lihat beberapa stand, seperti milik Mbak Yulia lumayan laris. Acara juga diselingi dengan perkenalan dari para Action Member TDA.

Door Prize sumbangan dari para member juga ikut menyemarakkan acara. Games untuk mendapatkan door prize itu berisikan pertanyaan-pertanyaan seputar para member itu sendiri, seperti: siapakah icon TDA yang postingannya sering ditunggu? Serempak hadirin menjawab: Pak Hadiii!!!

Saking banyaknya hadiah door prize itu, nampaknya jarang member yang pulang tanpa membawa hadiah.Dari saya, thanks for all PIC yang telah membantu suksesnya acara ini (Mbak Yulia, Pak Eko, Pak Didin, Mbak Ina, dll). Juga para Action Member TDA yang lama maupun baru yang telah meringankan langkah untuk saling bersilaturahmi.

Mudah-mudahan silaturahmi di antara kita tetap terjalin dan membawa berkah bagi kita semua. Sungguh, bagi saya TDA ibarat sebuah keluarga besar saya sendiri. Jalinan silaturahmi dan keakraban di antara kita, merupakan sebuah rahmat Allah yang harus kita syukuri dan jaga terus. Ini adalah bekal kita untuk melangkah bagi masa depan yang lebih baik untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Roni


Oktober 18, 2006

ACARA BUKA BERSAMA MEMBER TDA

Membaca Risalah Buka puasa para TDA member di rumah makn Ciganea cukup mengejutkan, ternyata pembicaraaan saya dengan P.roNI tentang masa lalu saya yang “sedih” ikutan di posting, tapi tidak apa2, justru nanti akan saya blow biar menjadi inspirasi anda2 yang saat ini masih berada dalam “episode kesedihan”
Bersabarlah..karena semuanya akan selesai….

Selamat membaca,

originally uploaded by roniyuzirman.
Menarik sekali ceramah motivasi spiritual yang disampaikan oleh Mas Jhody A. Prabawa dari Center for Spirituality and Leadership. Ustad muda dan gaul ini menyampaikan materi yang “gue banget”, pas dengan keseharian member TDA.

Mbak Yulia mewakili kita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti: kenapa sih saya udah usaha maksimal sekian lama, kok masih begini-begini aja? Atau kenapa sih teman saya si A yang baru mulai tapi udah melejit? Dengan lugas dan jelas Mas Jhody memberi jawaban yang menurut saya lebih dari sekedar motivasi, namun beyond motivation. Karena ada sisi spiritual keilahiahan dari setiap jawabannya itu.Komitmen, adalah yang membedakan antara yang berhasil atau yang belum. Komitmen itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan segala ilmu dan kiat-kiat sukses yang dengan mudah banyak ditemukan di komunitas ini.

Perjalanan panjang, jatuh bangun dan kegagalan yang dialami oleh teman kita yang sudah sukses itu sering luput dari penglihatan kita. Di balik hasil yang diperoleh saat ini pastilah ada perjalanan panjang penuh perjuangan penuh onak dan duri.
Itulah komitmen.Kita ambil contoh Pak Hadi Kuntoro.
Mungkin banyak kita nggak tahu bahwa sejak kecil Pak Hadi itu hidup dalam kesusahan dan perjalanan bisnisnya pun sering gagal, seperti tokonya pernah ludes dilalap api dua kali atau ditipu orang. Namun itu semua kemudian membekali Pak Hadi dengan semangat juang yang tinggi. “Saya nggak takut gagal, lha wong saya udah pernah hidup yang paling susah”, tutur Pak Hadi.

Satu lagi, sukses jangan diukur dari hasilnya saja kata Mas Jhody. Bagaimana proses untuk mencapainya juga penting. Kalau kita hanya mengejar sukses dengan ukuran-ukuran materi saja tanpa mempedulikan bagaimana proses mencapainya, sungguh sukses itu tidak akan bernilai nantinya.Rasanya, tidak cukup waktu yang tersedia bagi saya ketika mendengarkan ceramah yang singkat namun padat ini.

Banyak sekali AHA yang saya dapat. Beberapa pertanyaan yang bergelayut di benak saya selama ini, kok sepertinya terjawab, ya.Acara buka puasa yang berlangsung semarak dan meriah ini telah dilaksanakan kemarin di Restoran Ciganea, Jalan Sabang Jakarta Pusat dan dihadiri kurang lebih 40 Action Member TDA. Jeritan dan lalu lalang para TDA junior menambah marak suasana. Beberapa member juga diberi kesempatan membuka stand dagangannya. Saya lihat beberapa stand, seperti milik Mbak Yulia lumayan laris. Acara juga diselingi dengan perkenalan dari para Action Member TDA.

Door Prize sumbangan dari para member juga ikut menyemarakkan acara. Games untuk mendapatkan door prize itu berisikan pertanyaan-pertanyaan seputar para member itu sendiri, seperti: siapakah icon TDA yang postingannya sering ditunggu? Serempak hadirin menjawab: Pak Hadiii!!!

Saking banyaknya hadiah door prize itu, nampaknya jarang member yang pulang tanpa membawa hadiah.Dari saya, thanks for all PIC yang telah membantu suksesnya acara ini (Mbak Yulia, Pak Eko, Pak Didin, Mbak Ina, dll). Juga para Action Member TDA yang lama maupun baru yang telah meringankan langkah untuk saling bersilaturahmi.

Mudah-mudahan silaturahmi di antara kita tetap terjalin dan membawa berkah bagi kita semua. Sungguh, bagi saya TDA ibarat sebuah keluarga besar saya sendiri. Jalinan silaturahmi dan keakraban di antara kita, merupakan sebuah rahmat Allah yang harus kita syukuri dan jaga terus. Ini adalah bekal kita untuk melangkah bagi masa depan yang lebih baik untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Roni


[ALBIS-4 TAMAT ] SIAPA DESAINERNYA ALBIS..?

Oktober 18, 2006

SIAPA DESAINERNYA ALBIS..?

Kejutan demi kejutan kami dapat kan selama hunting produk ini, dan puncak keterkejutan kami adalah ternyata si Neneng, desainer utama sekaligus promotor Albis, ternyata masih sangat muda.
Umurnya baru 22 tahun!
Hayo ada nggak dari pembaca yang berumur dibawah 22 tahun..? kalau ada berarti anda ada kesempatan untuk bisa sukses seperti dia.
Nama asli si Neneng ini adalah Indri, dan karyawan2nya sering saya dengar menyebut namanya Neneng.
Umur masih muda tapi kalau ngobrol dengan dia serunya nggak kalah dengan obrolan2 terhadap mereka yang senior.

Mendesain2 baju adalah hobinya semenjak dia SMA, dan menurut pengakuannya, dia kuliah juga tapi tidak di fashion melainkan di akuntansi..nah lo..
Jadi rekan2, mulailah bergerak dari sekarang, tidak ada alasan lagi saya masih terlalu muda, untuk memulai karena ternyata yang sukses2 di usia muda sekarang makin banyak dan makin sering muncul di depan mata kita…

Alhamdulillah..pandangan kami makin terbuka, ternyata dimana-mana peluang itu ada, tinggal kita mau menjemputnya atau tidak.

Salam Fuuntastic
Hadi Kuntoro

1. Gambar desain awal Albis yang dikenakan UJ. Apa anda bisa membedakan antar desain Albis dengan deasain Itang Yunasz..?

2.Maudy Kusnaedi juga tercatat sebagai kolektor dari Albis

3.Zaskia “kiamat sudah dekat” juga dengan bangga pernah mengenakan desain Albis

Dua gambar terakhir adalah foto team heboh “ALmasyhur Distro dan Radissa Distro” yang sedang melobi si Neneng agar suatu saat nanti kita menjadi salah satu agen utama penyalur produk2nya…Amin…