Jualan Selimut Jepang Lewat Email

Maret 13, 2008

Dear Pembaca,
Take Action Miracle Happened…”Lakukan saja apa yang ada di kepala anda, maka nanti akan ada keajaiban yang muncul”
Saya seneng sekali dengan istilah diatas..karena dikepala kita banyak sekali hal2 yang berseliweran muncul, kesempatan, peluang,rencana,cita2, kepengin ini, kepengin itu tapi seringkali itu hanya di kepala saja…
Saking sibuknya mencari peluang2, saking sibuknya menghitung kompetitor,saking sibuknya meyakinkan diri…kadang2 kita melupakan hal yang satu, yang sebenernya paling kunci yakni “TAKE ACTION”
Siang ini saya baca email indah dari seorang sahabat, yang ternyata menuliskan cerita2nya di blog dia…

Semoga bermanfaat bagi anda..

Salam Hangat
http://hadikuntoro.com/
http://rajaselimut.com/
================================
Catatan Small Winning Bisnis Pertama, Jualan Selimut Jepang Lewat Email
by Kusmayadi http://www.kumay.web.id
=================================

Tulisan ini sekedar sharing, siapa tahu ada manfaatnya buat yang baca.
Awal tahun ini, pas banget tanggal 1 Januari 2008 lalu adalah hari pertama saya mencoba ide bisnis ini, yaitu berjualan lewat email. Kebetulan saya bekerja di sebuah perusahaan dengan jumlah karyawan cukup banyak dalam satu gedung dan kebanyakan dari mereka memiliki email.

Kenapa Selimut Jepang ?

Alasan pertamanya adalah harga.

Sebenarnya tadinya saya ingin bermain di sajadah. Sepertinya modal untuk bisnis sajadah tidak terlalu besar.

Jadi seandainya jualan tidak laku, tidak akan merasa terlalu rugi. Kebetulan saat meminta pricelist dari Pak Hadi, daftar jenis dan harga selimut jepang yang diberikan ke saya ada didalamnya. Melihat jenis product yang bervariasi dan beberapa item harga juga tidak terlalu mahal akhirnya banting setir jadi mau jualan selimut jepang. Hitung-hitung kalau tidak laku sebagian selimut tersebut akan saya pakai, disimpan buat kado dan dibagi2kan ke saudara. Ternyata prinsip ini juga merupakan kata kuncinya Pak Perry Tristianto Raja Factory Outlet seperti yang disampaikannya pada acara Milad TDA 2 beberapa waktu lalu (baca liputannya di sini) ;).

Berbekal daftar harga tersebut, saya dan istri merancang item mana saja yang akan saya beli sebagai sample. Saya juga sibuk kembali membaca postingan selimut Pak Hadi untuk lebih mengenal produk dan sebagai bahan pembuatan katalog jualan selimut versi saya. Malam tahun baru 2008 saya habiskan untuk finishing katalog selimut jepang yang ternyata sudah terbukti berguna dalam penjualan selimut jepang. Sebelumnya survey harga juga saya lakukan baik online maupun offline. Saya bandingkan dengan guide harga yang telah diberikan oleh sang Raja Selimut Jepang. Inilah hebatnya Action College ala Pak Hadi, hampir semua bahan yang saya butuhkan sebagai pemula dalam bisnis sudah diberikan, tinggal bisa2 kita mengolah bahan tersebut sesuai selera kita.

Kebetulan, sebelumnya saya sudah menghubungi rekan kerja saya dikantor yang memiliki hobi berjualan. Saya tawarkan konsep kerja jualan selimut ini. Dan gayung bersambut, jadi makin kuatlah rencana bisnis pertama saya ini.

Dipenghujung tahun 2007, saya berkunjung ke distributor selimut jepang di Tanah Abang dengan membawa daftar barang yang akan saya beli dan uang secukupnya. Bertemu dengan Pak Edi dan Pak Enon. Ternyata sambutan bapak-bapak disana sangat ramah. Setelah melihat langsung berbagai jenis selimut jepang dan atas arahan dari Pak Edi, ternyata daftar belanjaan saya jadi banyak coretanya ;). Dari segi resiko jumlah kerugian memang semakin besar karena item produk yang menurut Pak Edi laku dipasaran adalah yang harga modalnya lumayan. Walaupun ada garansi uang kembali yang diberikan oleh Pak Hadi seperti yang tertulis diblognya, saya memang berniat tidak akan mengembalikan barang yang akan saya beli ini. Melihat profile Pak Edi dan Pak Enon yang pada penilaian pertama saya sangat bersahaja, saya mengikuti petunjuk beliau. Uang yang saya bawa sampai kurang untuk membeli semua item tersebut sehingga beberapa item tidak saya beli. Karena hari itu adalah hari kerja dan saya harus ke kantor jadi saya titipkan dulu, besok pagi baru saya ambil. Saya agak kaget ketika harus membawa pulang belanjaan saya ini, yang ternyata ketika digabungkan cukup banyak, padahal pagi itu saya membawa sepeda motor. Untungnya hari masih pagi dan pas hari libur tahun baru 2008 sehingga jalan sangat lengang, ga takut bawa motor dengan karung besar terikat dibelakangnya.

Alhamdulillah memang ternyata item2 tersebutlah yang banyak laku terjual. Sejak hari itu, sampai sekarang hampir tiap minggu saya ke Tanah Abang untuk berbelanja pesanan selimut.
Alasan lainnya,Karena jenis produknya beragam, ada alternatif pilihan buat calon pembeli.Tak kalah pentingnya, karena kualitas produk yang baik.Masih belum banyak di pasaran offline (kalau di internet sepertinya cukup ramai yah)Tambahan kata kunci alasan dari Pak Edi, yaitu continue, produksi barang terjamin.Jadi menjualnya bisa lebih PD.Kenapa lewat email ?

Saya memang sengaja membidik teman sekantor sebagai target percobaan saya, yang kebetulan memiliki email. Email adalah sarana mengkomunikasikan produk kita secara cepat dan murah ke calon pembeli. Bagi yang berminat dapat melihat langsung sample produknya. Jadi teman saya yang bertugas memasarkan produk ini tidak perlu sibuk2 berkeliling kantor.

Akhir bulan Januari lalu pecah 40 buah selimut terjual sebulan, dan sampai tulisan ini dibuat (2 bulan 1 minggu), hampir 100 selimut bertebaran melalui tangan saya dan teman/saudara saya yang menjadi resellernya, dimana uang belanjanya adalah hasil perputaran penjualan sebelumnya.

Walaupun keuntungan secara materi belum dapat dinikmati, karena masih berputar, ilmu dan pengalaman action bisnis pertama saya sungguh berkesan.

Cerita ini saya kutip dari blog salah seorang sahabat kami, Mas Kusmayadihttp://www.kumay.web.id/

Dalam artikel :
http://www.kumay.web.id/2008/03/06/catatan-small-winning-bisnis-pertama-jualan-selimut-jepang-lewat-email


Sang Pengembara Yang Jatuh Cinta Kepada Indonesia

Maret 7, 2008

Kalau beberapa hari yang lalu saya bercerita tentang perjuangan seorang TDA Apprentice (Baca:http://hadikuntoro.blogspot.com/2008/03/salah-satu-partner-bisnis-saya-yang.html) yang ternyata cukup menginspirasi banyak pembaca terbukti dengan banyak2nya email dan coment yang masuk ke saya,kali ini saya akan ceritaka kisah perjuangan yang tidak kalah hebatnya, semoga cerita ini makin banyak memberikan inspirasi sekaligus menggelitik syaraf motivasi kita, bahwa seberat-berat hal yang kita alami saat ini, tiada lain hanyalah sepenggal episode saja dari perjalanan sukses yang kita alami.

Seseorang yang akan saya ceritakan ini sebut saja namanya Yasashi, seorang pengusaha muda yang berpetualang pergi ke Indonesia untuk mengadu nasib, dengan harapan yang sangat menjanjikan, karena sebelum Krismon tanda-tanda bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan inti di ASIA makin tergambar dengan nyata di negerinya…

Ketika ada teman dekat dan masih ada hubungan kerabat, yang sudah sukses berbisnis garmen di Indonesia, mengajak Yasashi kerjasama dan berbisnis di Indonesia, maka tawaran itu disambut dengan sangat antusias, apalagi Temannya ini sudah puluhan tahun malang melintang di Indonesia dan produknnya memiliki market share yang cukup bagus anda, dan memiliki pabrik besar, dengan ribuan karyawan.

Produk garment yang yang digeluti temannya itu pernah menduduki top market share, dan waktu itu kebetulan Ibu saya juga salah satu pengecernya, dan mengambil dari pedagang besar di kota kami, dan ketika saya sekolah SD dulu saya sudah sangat hafal dengan merk Selimut yang di produksi Temen-nya Yasashi ini.

Belum puas menduduki posisi nomor wahid, Sang Temen mempunyai misi untuk eksport juga, untuk itu jalan yang ditempuh sangat tepat yakni menggandeng sahabatnya, yang juga memiliki pabrik selimut di Jepang, membangun divisi baru yakni divisi eksport.

Di negeri asalnya, Yasashi adalah keturunan pengusaha Selimut Juga, dan produknya merajai di seantero Jepang, dan dipasarkan melalui gerai2 kelas dunia yang ternama disana, dan kelurganya sudah menggeluti bisnis ini tidak jauh dari perang Diponegoro…(Lama sekali ya..?) dan Yasashi ini adalah generasi ke-5 yang meneruskan perusahaan keluarga.

Yasashi dengan istri dan anak2nya diboyong ke Indonesia dan menempati tempat yang sangat nyama di Pondok Indah, dan anak2nya bersekolah di sekolah Internasional…dan awal2 datang ke Indonesia adalah masa2 paling manis…

Malang tidak dapat ditolak…imbas dari Krismon, seakan badai tsunami dan perusahaan temen2nya ini termasuk yang parah terkena imbasnya…beberapa bahan baku masih impor dan beli dalam dolar, hutang2 ke bank juga dalam dolar..sementara pasar sang temen masih mayoritas di dalam negeri, dan setoran2 masuk dalam rupiah….ditambah efek dari krismon pula banyak tagihan2 yang macet…maka dalam waktu tidak terlalu lama usahanya dinyatakan pailit…hingga pesangon2 buat karyawan2nya tidak bisa dibayar penuh…dan ditinggal-lah si Yasashi sendirian di Indonesia.

Dan dari sinilah perjuanga berat dimulai…bergabungnya Yasashi dengan sang teman juga membawa mesin2 modern dari Jepang, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perusahaan temennya itu, sehingga kebangkrutan sang teman itu artinya ancaman juga bagi dirinya, karena semua tanah dan termasuk mesin2 yang dia miliki juga terncam akan disita…

Penderitaannya makin lengkap ketika karyawan2 perusahaan temennya itu menuntut pesangon ke Yasashi sebagai karena dipandang dia ikut bertanggung jawab karena sama2 orang Jepang di jajaran menejemen…

Pil yang sangat pahit ditelan olehnya, dan yang membuat salut adalah kegigihannya survival, bertahan hidup dan berjuang di negeri orang…negeri yang menurut mayoritas orang di negerinya negeri yang berbahaya….bertahan sampai titik darah penghabisan tertanam begitu kuat hingga saya menjuluki Yasashi ini dengan Sang Samurai, karena semangat hebat seperti ini adalah semangat para Samurai yang sering kita di film-film Jepang.

Agar perusahaannya bisa bertahan sampai hal2 yang sekecil2nya dihemat…seperti memulangkan anak dan istri ke kampung halamannya, dan dia sendirian tinggal di komplek perumahan yang tidak istimewa spt ekspatri2 pada umumnya..bahkan dari rumah ke kantornya dia memilih naik sepeda hingga saat ini..!

Masa2 bertahan hidup dijalani dengan gigih..hingga akhirnya pelan2 nasib baik mulai berpihak kepadanya…sedikit demi sedikit semua beban2 yang menghimpit dari berbagai penjuru bisa dia selesaikan…meski untuk itu dia harus menginap beberapa hari di rumah sakit….bahkan pernah harus nginep dihotel prodeo di negeri orang…benar2 daya tahan yang luar biasa..

Saat ini orderan2 ke berbagai negara di Eropa, Amerika, Australia, dan Jepang mengalir, dan pabriknya 24jam nonstop memproduksi selimut2 kelas Dunia, tercatat seperti Walt Disney, Niceledeon, Marvel, Nishikawa Living, Ikea, Northwest, NBA, Universitas tenar di Negara Maju, Klub2 sport macam baseball, basket hingga hockey ice adalah pelanggan2 tetapnya…bukan itu saja, klub2 penggemar Harley Davidson, Elvis Prestley dll juga pernah tercatat sebagai pelanggan-nya..

Perkenalan saya dengan Yasashi ini adalah perkenalan yang sangat ajaib…dan hampir mustahil kalau memang bukan karena ada tangan2 Sang Pencipta yang ikut andil mengaturnya…saya pernah menceritakan kisah pertemuan ini di blog ini.

“Ada kekuatan dahsyat diantara ikatan-ikatan yang lemah” adalah kata2 ajaib yang benar adalanya. Semakin Banyak anda mengenal orang, maka harapan anda untuk menemukan peluang, dan mendapat kesuksesan adalah makin besar..!

Apakah anda setuju.? Atau anda malah sudah mengalami dan merasaka hal yang sama juga..?

Minggu pertama saya resign dari tempat kerja saya manfaatkan untuk pulang ke kampung halaman bertemu dan berkumpul dengan istri anak2, Ibu dan handai taulan…rasanya kepulanganku kali ini adalah pulang kampung yang paling indah. Melebihi indahnya pulang kampung dari puluhan kali mudik lebaran yang saya alami…

Dan keindahan itu masih ditambahi dengan Miracle..! Karena pada suatu sore, ketika saya tertidur setelah shalat dhuhur, tiba2 muncullah serombongan tamu…dan hampir tidak percaya ketika tiba2 di depan pintu muncul Mr.Yasashi alias Sang Samurai berdiri di depan pintu rumah kami..!

[Nampak adik saya Yoyok (paling kiri), yang sore itu juga terkejut mengetahui kedatangan tokoh yang sering dianggap sebagaian orang sebagai tokoh fiktif belaka, yakni Mr.Yasashi (Paling Kanan) bersama team-nya]

Kalau tahu2 ada omset selimut 100juta sehari, pasti saya akan terkejut…namun keterkejutan itu pasti kalah dengan kejutan yang saya alami sore hari di kampung yang jaraknya 500km dari kantornya di Jakarta…

Rumahku di kampung sketika Heboh..! Istriku kebingungan mau memberikan suguhan apa…akhirnya apa saja yang ada dirumah dikeluarkan…apa saja makanan di sekitar rumah yang kira2 khas dan enak dibeli…hehe..panik sih…jadi lucu…sang tamu kebingungan mana suguhan2 di meja yang akan dimakan…dan kami senang ketika satu persatu semua yang kami hidangkan dicicipinya…

Angin apa yang membawa di kemari..? Padahal secara omset penjualan saya tidak seberapa. 1000 sampai 2000 selimut memang bisa saya jual, tapi apalah artinya dibanding kapasitas pabriknya yang bisa membuat lebih dari sejuta selimut sebulan..artinya kira2 1/1000 nya atau 0,001%…!

[Gambar.Istri saya juga masih nampak terkejut..mimpi apa gerangan sampai orang besar seperti dia mau datang ketempat kita..?]

Apapun alasannnya datang ke gubug kami, yang jelas saya merasa sangat tersanjung dengan kehadiran beliau…

Tidak ada hal serius yang kami bicarakan, hanya bercanda dan tertawa-tawa saja…

Dan yang sedikit serius adalah ketika Mr.Yasashi bercerita bahwa dia butuh team yang sangat kuat untuk membangun pasar di Indonesia, dia akan tetap bertahan untuk membuat selimut yang berkwalitas tinggi dan aman untuk kesehatan, meski pasar Indonesia saat ini masih berpihak kepada produk yang jauh dibawah kualitasnya..dan baru bisa memberi kehangatan saja, tapi untuk variable2 yang lain seperti higienis, anti bakteri, anti alergi dll masih sangat jarang dimasukkan sebagai upaya menjaga kesehatan para customer….

“Pasar Jepang, Amerika dan Eropa kami bisa kuasai…tapi disini kami baru bisa bermain 1 digit saja pangsa pasarnya…dan saya beniat menciptakan pasar tersendiri…sabar saja.pasti pelan-pelan kita bisa…” Katanya…

Perjalanan dia saat ini adalah dalam rangka survei pasar..dan ketika tahu saya di kampung, beliau berniat mampir spesial kerumah saya…

Ketika Mr.Yasashi pamit undur diri mau kembali ke Jakarta kami melepaskan dengan hati yang gegap gempita…senang, bangga,terharu dsb… kami belikan oleh2 khas dari kampung kami… dan dengan senang hati beliau menerimanya…sambil berulang kali membungkukkan kepala khas salam-nya orang Jepang…

Masih terngiang di kepala saya kata2 Mr.Yasashi ini sekitar 6 bulan yang lalu, bahwa ada faktor lain yang membakar semangat dia untuk tetap survive di Indonesia, yakni “Saya sudah terlanjur Jatuh Cinta Kepada Indonesia…” dan meski peran saya kecil hanya bisa membantu mempekerjakan ratusan karyawana saja,bagi saya itu lebih baik daripada saya hanya diam saja tidak berbuat apapun…

Keesokan harinya saya kirimkan sms bahwa saya sangat senang dan berterima kasih karena beliau sudi mampir ke gubug kami…di kampung nan dingin yang saat ini tiap hari diselimut kabut, sekitar 2000 meter diatas permukaan air laut..

Dan dia menjawab sms-ku dengan bahasa Jepang yang sangat indah..dan tidak akan saya lupakan…saya berjanji dalam hati untuk ikut mewujudkan mimpi2nya sebisa yang saya lakukan…karena saya tahu kecintaan dirinya kepada Indonesia melebihi cinta sebagian orang Indonesia kepada negerinya sendiri….

Yasashi San, Domo arigatou gozaimashita…Iro-iro O sewani Narimashita…(mudah2an Beliau membaca tulisan ini)

Semoga anda Terinspirasi..dan kelak menjadi bisa bergabung menjadi bagian dari kami membangun pasar yang sangat terbuka ini agar target market share 2 digit bisa di wujudkan, langkah sederhana yang sudah saya lakukan untuk mengakselerasi pencapaian target itu adalah dengan membuka pasar online yakni http://www.rajaselimut.com/

Apabila anda ada ide atau saran untuk mempercepat proses ini saya akan membuka pintu kerjasama selebar-lebarnya bagi anda…

Salam FUNtastic..!

Hadi Kuntoro

http://hadikuntoro.com/

http://rajaselimut.com/

NB:

1. Cerita2 seputar Yasashi versi cukup langkap bisa dibaca di postingan saya setahun saya tulis bersambung : dan diawali dengan cerita

Perjalanan Seorang Samurai

(http://hadikuntoro.blogspot.com/2007/04/perjalanan-seorang-samurai-i.html)

2. Kepada sahabat2 yang makin hari semakin banyak sukses berbisnis dengan saya, jangan sungkan2 untuk mengirim pengalaman nyata anda ya ke email saya hdkuntoro@yahoo.com ..nanti saya akan muat anda di blog saya, dan yang sudah2 mereka yang dimuat ternyata makin besar omset-nya…Terima Kasih

3. Terima Kasih Pak Kusmayadi, anda telah kirim email ke mengenai sukses bisnis, dan pembaca bisa melihat tulisan beliau di :

Catatan Small Winning Bisnis Pertama, Jualan Selimut Jepang LewatEmail

http://www.kumay. web.id/2008/ 03/06/catatan- small-winning- bisnis-pertama- jualan-selimut- jepang-lewat- email/


Sang Pengembara Yang Jatuh Cinta Kepada Indonesia

Maret 7, 2008

Kalau beberapa hari yang lalu saya bercerita tentang perjuangan seorang TDA Apprentice (Baca:http://hadikuntoro.blogspot.com/2008/03/salah-satu-partner-bisnis-saya-yang.html) yang ternyata cukup menginspirasi banyak pembaca terbukti dengan banyak2nya email dan coment yang masuk ke saya,kali ini saya akan ceritaka kisah perjuangan yang tidak kalah hebatnya, semoga cerita ini makin banyak memberikan inspirasi sekaligus menggelitik syaraf motivasi kita, bahwa seberat-berat hal yang kita alami saat ini, tiada lain hanyalah sepenggal episode saja dari perjalanan sukses yang kita alami.

Seseorang yang akan saya ceritakan ini sebut saja namanya Yasashi, seorang pengusaha muda yang berpetualang pergi ke Indonesia untuk mengadu nasib, dengan harapan yang sangat menjanjikan, karena sebelum Krismon tanda-tanda bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan inti di ASIA makin tergambar dengan nyata di negerinya…

Ketika ada teman dekat dan masih ada hubungan kerabat, yang sudah sukses berbisnis garmen di Indonesia, mengajak Yasashi kerjasama dan berbisnis di Indonesia, maka tawaran itu disambut dengan sangat antusias, apalagi Temannya ini sudah puluhan tahun malang melintang di Indonesia dan produknnya memiliki market share yang cukup bagus anda, dan memiliki pabrik besar, dengan ribuan karyawan.

Produk garment yang yang digeluti temannya itu pernah menduduki top market share, dan waktu itu kebetulan Ibu saya juga salah satu pengecernya, dan mengambil dari pedagang besar di kota kami, dan ketika saya sekolah SD dulu saya sudah sangat hafal dengan merk Selimut yang di produksi Temen-nya Yasashi ini.

Belum puas menduduki posisi nomor wahid, Sang Temen mempunyai misi untuk eksport juga, untuk itu jalan yang ditempuh sangat tepat yakni menggandeng sahabatnya, yang juga memiliki pabrik selimut di Jepang, membangun divisi baru yakni divisi eksport.

Di negeri asalnya, Yasashi adalah keturunan pengusaha Selimut Juga, dan produknya merajai di seantero Jepang, dan dipasarkan melalui gerai2 kelas dunia yang ternama disana, dan kelurganya sudah menggeluti bisnis ini tidak jauh dari perang Diponegoro…(Lama sekali ya..?) dan Yasashi ini adalah generasi ke-5 yang meneruskan perusahaan keluarga.

Yasashi dengan istri dan anak2nya diboyong ke Indonesia dan menempati tempat yang sangat nyama di Pondok Indah, dan anak2nya bersekolah di sekolah Internasional…dan awal2 datang ke Indonesia adalah masa2 paling manis…

Malang tidak dapat ditolak…imbas dari Krismon, seakan badai tsunami dan perusahaan temen2nya ini termasuk yang parah terkena imbasnya…beberapa bahan baku masih impor dan beli dalam dolar, hutang2 ke bank juga dalam dolar..sementara pasar sang temen masih mayoritas di dalam negeri, dan setoran2 masuk dalam rupiah….ditambah efek dari krismon pula banyak tagihan2 yang macet…maka dalam waktu tidak terlalu lama usahanya dinyatakan pailit…hingga pesangon2 buat karyawan2nya tidak bisa dibayar penuh…dan ditinggal-lah si Yasashi sendirian di Indonesia.

Dan dari sinilah perjuanga berat dimulai…bergabungnya Yasashi dengan sang teman juga membawa mesin2 modern dari Jepang, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perusahaan temennya itu, sehingga kebangkrutan sang teman itu artinya ancaman juga bagi dirinya, karena semua tanah dan termasuk mesin2 yang dia miliki juga terncam akan disita…

Penderitaannya makin lengkap ketika karyawan2 perusahaan temennya itu menuntut pesangon ke Yasashi sebagai karena dipandang dia ikut bertanggung jawab karena sama2 orang Jepang di jajaran menejemen…

Pil yang sangat pahit ditelan olehnya, dan yang membuat salut adalah kegigihannya survival, bertahan hidup dan berjuang di negeri orang…negeri yang menurut mayoritas orang di negerinya negeri yang berbahaya….bertahan sampai titik darah penghabisan tertanam begitu kuat hingga saya menjuluki Yasashi ini dengan Sang Samurai, karena semangat hebat seperti ini adalah semangat para Samurai yang sering kita di film-film Jepang.

Agar perusahaannya bisa bertahan sampai hal2 yang sekecil2nya dihemat…seperti memulangkan anak dan istri ke kampung halamannya, dan dia sendirian tinggal di komplek perumahan yang tidak istimewa spt ekspatri2 pada umumnya..bahkan dari rumah ke kantornya dia memilih naik sepeda hingga saat ini..!

Masa2 bertahan hidup dijalani dengan gigih..hingga akhirnya pelan2 nasib baik mulai berpihak kepadanya…sedikit demi sedikit semua beban2 yang menghimpit dari berbagai penjuru bisa dia selesaikan…meski untuk itu dia harus menginap beberapa hari di rumah sakit….bahkan pernah harus nginep dihotel prodeo di negeri orang…benar2 daya tahan yang luar biasa..

Saat ini orderan2 ke berbagai negara di Eropa, Amerika, Australia, dan Jepang mengalir, dan pabriknya 24jam nonstop memproduksi selimut2 kelas Dunia, tercatat seperti Walt Disney, Niceledeon, Marvel, Nishikawa Living, Ikea, Northwest, NBA, Universitas tenar di Negara Maju, Klub2 sport macam baseball, basket hingga hockey ice adalah pelanggan2 tetapnya…bukan itu saja, klub2 penggemar Harley Davidson, Elvis Prestley dll juga pernah tercatat sebagai pelanggan-nya..

Perkenalan saya dengan Yasashi ini adalah perkenalan yang sangat ajaib…dan hampir mustahil kalau memang bukan karena ada tangan2 Sang Pencipta yang ikut andil mengaturnya…saya pernah menceritakan kisah pertemuan ini di blog ini.

“Ada kekuatan dahsyat diantara ikatan-ikatan yang lemah” adalah kata2 ajaib yang benar adalanya. Semakin Banyak anda mengenal orang, maka harapan anda untuk menemukan peluang, dan mendapat kesuksesan adalah makin besar..!

Apakah anda setuju.? Atau anda malah sudah mengalami dan merasaka hal yang sama juga..?

Minggu pertama saya resign dari tempat kerja saya manfaatkan untuk pulang ke kampung halaman bertemu dan berkumpul dengan istri anak2, Ibu dan handai taulan…rasanya kepulanganku kali ini adalah pulang kampung yang paling indah. Melebihi indahnya pulang kampung dari puluhan kali mudik lebaran yang saya alami…

Dan keindahan itu masih ditambahi dengan Miracle..! Karena pada suatu sore, ketika saya tertidur setelah shalat dhuhur, tiba2 muncullah serombongan tamu…dan hampir tidak percaya ketika tiba2 di depan pintu muncul Mr.Yasashi alias Sang Samurai berdiri di depan pintu rumah kami..!

[Nampak adik saya Yoyok (paling kiri), yang sore itu juga terkejut mengetahui kedatangan tokoh yang sering dianggap sebagaian orang sebagai tokoh fiktif belaka, yakni Mr.Yasashi (Paling Kanan) bersama team-nya]

Kalau tahu2 ada omset selimut 100juta sehari, pasti saya akan terkejut…namun keterkejutan itu pasti kalah dengan kejutan yang saya alami sore hari di kampung yang jaraknya 500km dari kantornya di Jakarta…

Rumahku di kampung sketika Heboh..! Istriku kebingungan mau memberikan suguhan apa…akhirnya apa saja yang ada dirumah dikeluarkan…apa saja makanan di sekitar rumah yang kira2 khas dan enak dibeli…hehe..panik sih…jadi lucu…sang tamu kebingungan mana suguhan2 di meja yang akan dimakan…dan kami senang ketika satu persatu semua yang kami hidangkan dicicipinya…

Angin apa yang membawa di kemari..? Padahal secara omset penjualan saya tidak seberapa. 1000 sampai 2000 selimut memang bisa saya jual, tapi apalah artinya dibanding kapasitas pabriknya yang bisa membuat lebih dari sejuta selimut sebulan..artinya kira2 1/1000 nya atau 0,001%…!

[Gambar.Istri saya juga masih nampak terkejut..mimpi apa gerangan sampai orang besar seperti dia mau datang ketempat kita..?]

Apapun alasannnya datang ke gubug kami, yang jelas saya merasa sangat tersanjung dengan kehadiran beliau…

Tidak ada hal serius yang kami bicarakan, hanya bercanda dan tertawa-tawa saja…

Dan yang sedikit serius adalah ketika Mr.Yasashi bercerita bahwa dia butuh team yang sangat kuat untuk membangun pasar di Indonesia, dia akan tetap bertahan untuk membuat selimut yang berkwalitas tinggi dan aman untuk kesehatan, meski pasar Indonesia saat ini masih berpihak kepada produk yang jauh dibawah kualitasnya..dan baru bisa memberi kehangatan saja, tapi untuk variable2 yang lain seperti higienis, anti bakteri, anti alergi dll masih sangat jarang dimasukkan sebagai upaya menjaga kesehatan para customer….

“Pasar Jepang, Amerika dan Eropa kami bisa kuasai…tapi disini kami baru bisa bermain 1 digit saja pangsa pasarnya…dan saya beniat menciptakan pasar tersendiri…sabar saja.pasti pelan-pelan kita bisa…” Katanya…

Perjalanan dia saat ini adalah dalam rangka survei pasar..dan ketika tahu saya di kampung, beliau berniat mampir spesial kerumah saya…

Ketika Mr.Yasashi pamit undur diri mau kembali ke Jakarta kami melepaskan dengan hati yang gegap gempita…senang, bangga,terharu dsb… kami belikan oleh2 khas dari kampung kami… dan dengan senang hati beliau menerimanya…sambil berulang kali membungkukkan kepala khas salam-nya orang Jepang…

Masih terngiang di kepala saya kata2 Mr.Yasashi ini sekitar 6 bulan yang lalu, bahwa ada faktor lain yang membakar semangat dia untuk tetap survive di Indonesia, yakni “Saya sudah terlanjur Jatuh Cinta Kepada Indonesia…” dan meski peran saya kecil hanya bisa membantu mempekerjakan ratusan karyawana saja,bagi saya itu lebih baik daripada saya hanya diam saja tidak berbuat apapun…

Keesokan harinya saya kirimkan sms bahwa saya sangat senang dan berterima kasih karena beliau sudi mampir ke gubug kami…di kampung nan dingin yang saat ini tiap hari diselimut kabut, sekitar 2000 meter diatas permukaan air laut..

Dan dia menjawab sms-ku dengan bahasa Jepang yang sangat indah..dan tidak akan saya lupakan…saya berjanji dalam hati untuk ikut mewujudkan mimpi2nya sebisa yang saya lakukan…karena saya tahu kecintaan dirinya kepada Indonesia melebihi cinta sebagian orang Indonesia kepada negerinya sendiri….

Yasashi San, Domo arigatou gozaimashita…Iro-iro O sewani Narimashita…(mudah2an Beliau membaca tulisan ini)

Semoga anda Terinspirasi..dan kelak menjadi bisa bergabung menjadi bagian dari kami membangun pasar yang sangat terbuka ini agar target market share 2 digit bisa di wujudkan, langkah sederhana yang sudah saya lakukan untuk mengakselerasi pencapaian target itu adalah dengan membuka pasar online yakni http://www.rajaselimut.com/

Apabila anda ada ide atau saran untuk mempercepat proses ini saya akan membuka pintu kerjasama selebar-lebarnya bagi anda…

Salam FUNtastic..!

Hadi Kuntoro

http://hadikuntoro.com/

http://rajaselimut.com/

NB:

1. Cerita2 seputar Yasashi versi cukup langkap bisa dibaca di postingan saya setahun saya tulis bersambung : dan diawali dengan cerita

Perjalanan Seorang Samurai

(http://hadikuntoro.blogspot.com/2007/04/perjalanan-seorang-samurai-i.html)

2. Kepada sahabat2 yang makin hari semakin banyak sukses berbisnis dengan saya, jangan sungkan2 untuk mengirim pengalaman nyata anda ya ke email saya hdkuntoro@yahoo.com ..nanti saya akan muat anda di blog saya, dan yang sudah2 mereka yang dimuat ternyata makin besar omset-nya…Terima Kasih

3. Terima Kasih Pak Kusmayadi, anda telah kirim email ke mengenai sukses bisnis, dan pembaca bisa melihat tulisan beliau di :

Catatan Small Winning Bisnis Pertama, Jualan Selimut Jepang LewatEmail

http://www.kumay. web.id/2008/ 03/06/catatan- small-winning- bisnis-pertama- jualan-selimut- jepang-lewat- email/


Perjalanan Seorang TDA Apprentice

Maret 5, 2008

Salah satu partner bisnis saya yang saat ini saat ini dari bulan ke bulan dan grafik transaksinya naik terus adalah Pak Edi Kurniawan. Member TDA yang sangat hebat dan berasal dari Tangerang.

Terjun full ke bisnis dengan perjalanan yang ‘very Inspiring’ untuk disimak, karena beliau adalah salah satu sosok member TDA yang telah lulus pada salah satu Pilot Project-nya TDA untuk menciptakan entrepreneur2 muda. Nama Project-nya adalah ‘TDA Apprentice’ yang dilakukan awal tahun 2007 dan waktu itu diikuti oleh 20an orang member TDA.

Pak Edi ini salah satu member yang bener-bener saya pantau perjalanannya, karena kebetulan antara saya dan beliau ini ada ikatan kerjasama, dan kebetulan juga sebelum terjun full ke dunia bisnis, kami juga ada ikatan kerjasama karena kami sama2 berada dibawah perusahaan Jepang. Beliau ada PT yang menjadi supplier utama perusahaan kami untuk berbagai macam produk V-Belt..itu loh macam tali kipas, tali pengerak kompressor AC mobil dll.

“Uang berserakan dimana-mana, waktu 24 jam terus-menerus dengan 10 tangan saja kita tidak akan sanggup memunguti semuanya..asal kita tahu caranya..”

Kata2 dari Pak Haji Alay ini barangkali sangat menginspirasi beliau sehingga di program TDA Apprentice ini beliau sangat berharap banyak, dan metode yang di pilih adalah ‘Metode Bakar Kapal’

Hari pertama acara TDA Apprentice adalah hari2 pertama beliau resign dari tempat kerjanya. Oya, Apprentice itu kira-kira artinya adalah Magang. Magang-nya ya magang kerja menjaga toko2 Pak Haji Alay di Tanaha Abang.

Program TDA Apprentice yang pertama ini adalah pilot project yang terasa “Sangat Tidak Menyenangkan” kerena 20 orang member terjun hanya disuruh menjaga toko dan terlihat di lepas begitu saja tanpa pendampingan layaknya magang di perusahaan, dari pagi sampai sore tanpa dibayar, alias gratis bahkan sampai uang makan juga tidak ada..!

Aduh…berat sekali ya jalan menuju entrepreneur…bagi yang biasa gajian, belajar menjadi pebisnis kok harus melewati jalan seperti ini tentu saja berat sekali..dan saya sangat-sangat maklum kalau ada member TDA Apprentice ini karena satu dan lain alasan akhirnya “Mrotoli” alias gugur satu persatu bahkan mulai minggu-minggu pertama.

Dan di beberapa forum perbincangan acara TDA Apprentice ini menjadi diskusi yang penuh keprihatinan, bahkan sang Jenderal TDA sendiri dengan tegas menyatakan bahwa tidakakan membuat kelas TDA Apprentice lagi hingga ada kurikulum yang jelas..maklum lah karena beliau secara tidak langsung dipandang sebagai salah satu pihak yang andil karena acara ini membawa bendera TDA.

Kalau sebagian peserta dengan gampang Mundur sebagai peserta Apprentice, tidaklah demikian dengan Pak Edi. Lha mau mundur gimana lha wong kapal sudah dibakar…pintu kantor sudah tertutup baginya, yang sudah jelas-jelas menyatakan mundur dari perusahaannya.

Hari berganti hari…ketika acara Apprentice ini ditutup yang”Lulus” hanya sebagian kecil saja Yang di maksud Lulus disini bukan berarti langusng bisa bisnis, jalan kenceng dan jadi kaya raya, tapi sekedar hanya bertahan sampai hari terakhir…termasuk salah satu diantaranya Pak Edi yang kebingungan terus mau ngapain…

Beruntunglah ada tawaran Pak Haji kepada Pak Edi untuk tetap di Tanah Abang (TA) dan mengisi Ruko di blok F3 yang baru dibangun di TA. Tempat itu awalnya adalah sederatan bangunan kosong di sekitarnya, dan dengan semangat membara karena merasa tidak ada pilihan lain bagi Panglima yang telah membakar kapalnya sendiri ini…

Kalau ditempat lain ada istilah “Pejah Gesang Nderek Gusdur” (Hidup Mati ikutGusdur) maka Pak Edi ini mencoba istilah baru “Pejah Gesang Nderek Pak Kaji” dalam hati beliau akan tetap bertahan disini meski hanya jadi penjaga toko…Pak Haji adalah Guru Besarnya, dan kalau ada hal2 yang tidak masuk akal selama perjalanannya di pasar, itu bukan karena Pak Haji yang tidak profesional melainkan karena dirinyalah yang masih ijo dan tidak mengerti apa-apa …baegitulah pikirnya…..

Pilihan pertama yang dipilih Pak Haji sebegai komoditi adalah baju anak2 kaos yang murah-murah..dengan menggandeng pemasok dari daerah tangerang, dan modal awal bagi pak Edi tidak tanggung-tanggung yakni 200 juta..! Anda bisa bayangkan, komoditinya adalah kaos2 balita yang harga jualnya Pak Edi ada yang 14ribu/lusin, lha kok di kasih modal dagangan 200 juta..?
“Berapa lama bisa menghabiskan nih..? lha wong survei pasar saja enggak…bener2 nekad dan tanpa pikir panjang Pak Haji ini…”pikirnya..

Saya sendiri malah berpikir “Awal berdagang langsung diberikan dagangan sebesar 200juta, pasti dengan mudah Pak Edi akan cepat melesat” Pikir saya…
Ternya dugaan saya meleset jauh…!
Alih-alih dirubung pedagang grosir, yang datang ternyata pembeli2 eceran itupun para wiraniaga yang pada pulang sore hari dan butuh baju2 dan celana2 dalam buat anak2nya dirumah…

Pembaca, anda bisa membayangkan dia Ruko yang diempatinya ada 4 lantai, dan tentu saja ada itung2an sewanya….lantai satu dan 2 penuh dagangan…dan kalau ternyata yang laku hanya selusin..setengah lusin…kayak apa rasanya..?

Kesedihan dan keprihatinan tergambar sangat jelas di wajah Pak Edi, dan ini sering menjadi perbincangan saya dan team yang berbelanja ke TA dan mampir ketempatnya.

“Pak Edi cara penggajian buat Pak Edi bagaimana caranya..?”
“Kita model bagi hasil, setiap hari dari saya setor berapapun pendapatan kita, dan nanti akhir tahun ada itung2an, dari hasil bersih yang didapat saya mendapatkan sekian persen” Kata Pak Edi.
“Omset sekarang berapa Pak”
“Hehe…belum apa2 pak..saya malu mengatakannya…”
“Terus untuk kebutuhan sehari-hari Pak Edi bagaimana..?”
“Saya ambil untuk kebutuhan sehari-hari dari hasil bon dengan pak Haji, saya usahakan ambil seminimal mungkin dan saya memotong anggaran sana-sini, termasuk untuk menghemat transport saya meninggalkan rumah saya dan pilih ngontrak di tempat yang deket agar lebih hemat, dan hasil bon-bon saya nanti akan diperhitungkan meotong bagi hasil saya. Tapi sampai saat ini saya ambilpun sebenernya minus…dan saya sendiri sampai enggak enak sama Pak Haji, dan menurut saya Pak Haji ini terlalu berani spekulasi…langsung ambil barang sebanyak ini…”katanya…
“Lha pak Edi apa enggak pernah ngobroldan cerita ini kepada Pak Haji..?”
“Beberapa kali saya pernah curhat ke Pak Haji, dan jawabannya, kamu harus bersabar…pak haji 18 tahun yang lalu juga begitu..dan kamu sekarang bisa lihat sendiri kan…?”kataya Pak Edi..
“Hehehe…18 Tahun Pak Edi..mana tahan?”
“Iya, Pak Haji ngomong begitu….saya sih tertawa saja…..” Kata pak Edi.

[Gambar.Pak Edi, Pak Enon (Partner Pak Edi) dan saya paling kanan,gambar ini diambil ketika pak Edi masih berjuang dengan dagangan 200juta…terlihat Pak Edi masih terlihat sayu]

Bersyukur…ilmu2 kurikulum di TDA tentang RDSAP begitu kuat melekat di pegang Pak Edi, sehingga dia memilih untuk tidak menyerah dan menjadi TDB lagi dan Ruko Blok F3 yang senyap, banyak debu,panas, tidak ada listrik, tidak ada toilet, apalagi telepon itu tidak menjadikannya sebagai alasan untu menyerah…saya sendiri yang melihat kadang was-was…sampai kapan dia akan bertahan..dan sampai kapan ini akan berubah..? pikir saya…

Sedikit titik terang mulai muncul, ketika pada suatu hari datang seseorang yang menawarkan produk yang menawarkan baju2 balita yang cukup eksklusif…awalnya Pak Edi pesimis…baju2 balita yang murah saja disinis susah menjualnya apalagi yang mahal spt ini ya…tapi karena Pak Haji sudah memintanya untuk memajang sebagaian2 produk sample, Pak Edi Oke2 saja…

Ternyata dugaan Pak Edi meleset…ternyata baju2 bayi yang bagus itu malah cukup ramai pembeli..meski belum dkatakan bagus pendapatannya..tapi jauh lebih lumayan daripada sebelumnya…pembeli2pun mulai berdatangan meski mereka masih level pengecer2…

Hingga pada suatu hari Pak Edi telpon saya “Pak Hadi, saya ingin ikut menjual selimut2 bayi untuk melengkapi jualan saya bisa kan..? Syukur2 nanti malah sekalian sama selimutyanggede2 kalau diijinkan pak Haji, saya sudah ngobrol2 dengan beliau dan nampaknya Pak Haji oke, dan Pak Haji meminta saya agar menghubungi Pak Hadi, kapan bisa datang ke Pak Haji..?” Kata pak Edi di Telepon.

Semenjak ada telepon dari Pak Edi itu babak baru bisnis selimut saya mulai melebar lagi sayapnya…dan setelah melalui serangkaian pembicaraan akhirnya saya putuskan di TA akan ada satu ditributor yang saya pilih..dan distributor di TA itu namanya toko ALIFIA..tokonya pak Edi yang merupakan proyek kerjasama dengan Pak Haji.

Semenjak ada saya kerjasama dengan Pak Edi itulah terjadi semacam simbiosis mutualisme…perputaran bisnis selimut saya terus naik dan pendapatan Pak Edi naik juga…bahkan seringkali 80-90 persen pendapatan Pak Edi adalah dari selimut Jepang.. keramaian2 yang terjadi toko Alifia ini makin membuat minat para pemasok yang pakaian bayi bahkan belakangann diikuti peralatan2 bayi juga untuk ikut bekerjasama dengan Pak Edi dan mengisi toko2nya…

Dan akhirnya ketemulah komoditi yang cocok denga Pak Edi, ternyata beliau cocok jualan di baju2, peralatan2 bayi yang high class dan termasuk selimut2 juga yang high class yakni selimut Jepang dari saya…dan ini makin kuat menandai bahwa pasar TA sekarang bukan spt yang dulu lagi, yakni hanya terkenal dengan barang2 yang murah dan murahan…sekarang tempat ini menjadi tempat belanja dari yang murah sampai eksklusif….terbukti dengan kencengnya omset Pak Edi saat ini…

Rasanya singkat sekali…baru 2 tahun berjalan, saat ini Pak Edi sudah mengalami perubahan drastis..Ruko Blok F3 yang semula sunyi senyap sekarang ramai..dan hampir terisi semua..dan saya menyaksikan sendiri dari sederetan toko2 itu pak Edi selalu yang paling belakangan tutup…karena sampai jam 5 sore pun pembeli masih berdatangan…

“Pak Haji ada rencana membuka toko2 disini sampai jam 9 malam..!” Katanya sumringah…

Saat ini tercatat sudah beberapa pemain perlengkapan bayi yang besar macam Pigeon, Camera, Nishikawa dll…bergabung dengan Pak Edi..bahkan karena omsetnya bagus, dari masing2 pemasok ini menempatakn SPG nya untuk membantu ditempat Pak Edi ini…hebat kan..?

“Saya bisa menjual produk2 eksklusif itu dengan harga yang lebih rendah dari harga Sales..!” Kata Pak Edi…

Hebat kan..? Apakah anda tidak tertarik untuk melihat kesana..?

Dan bagi saya Pak Edi dengan toko Alifia-nya ini juga merupakan leverage..semakin rame toko Pak Edi semakin ramai pula selimut2 saya, bahkan untuk suatu produk selimut bayi yang eksklusif milik saya selalau diborong Pak Edi. Namanya Selimut Bayi Okinawa.

“Pak Hadi ada stok berapapun saya akan ambil…sebulan berapa ribu hayo aja, karena saya sudah ada jalur ngebuangnya..begitu barang datang, saya sms langsung barang Pak Hadi Habis…” Katanya…dan saya sudah membuktikannya sendiri…dan asal tahu saja, pak Edi ini untuk barang yang dimonopoli ini mengambil marginnya gede loh..maklum namanya saja monopoli…(jadi mohon maaf kepada temen2..untuk produk yang satu ini anda hanya bisa mendapatkannya dari Beliau..karena stok saya selalu dilempar kesana..)

“Pak Edi, kira2 saat ini gajian di Perusahaan lama sudah lewat belum..?” Tanya saya iseng2..
“Sudah dari 4 bulan yang lalu lewat pak…sekarang malah sudah beberapa kali lipat..!” Jawab nya dengan ceria…cuman sayang Pak Edi ini enggak pernah sharing big winning-nya ini….dan ketika saya ngomong aka saya ceritakan di blog saya, beliau seneng sekali…

Dan kalau anda ingin kenal dekat dengan beliau, barangkali mau berbisnis perlengkapan bayi, pakaian2 bayi dan Selimut2 Jepang yang eksklusif silahkan datang ke Ruko Blok F3 Nomor 18 Pasar Tanah Abang, dan carilah toko Alifia…

Bagi anda para pembaca blog ini kalau berbelanja selimut katakan saja bahwa anda mendapat info dari blog saya ini, agar anda mendapatkan harga spesial, yakni “Harga TDA” dan tentu saja berbeda dengan harga yang non TDA..? Buktikan saja…

[Gambar.Sekarang Pak Enon terlihat cerah ceria diantara dagangan2nya]
[Gambar. Toko Alifia-nya paling ramai di deretan Ruko Blok F3 nomor 18 Pasar Tanah Abang]
[Gambar.Sampai jam 5 sore tokonya masih tetap buka, sedangkan toko2 yang lain jam 4 sudah tutup, bahkan ada rencana buka sampai jam 9 malam]

[Gambar. Pak Edi yang sekarang sudah menjadi gajah kecil di Tanah Abang]

Selamat Pak Edi…saya senang sekali..ternyata anda sukses lebih cepat daripada yang saya perkirakan….Selamat..anda sekarang mendapat julukan Juragan Selimut Jepang Dari Tanah Abang..!

Oya, kemana dagangan yang 200juta itu..? Akhirnya di lelang, Jual Rugi..tapi tidak apa2 kata Pak Edi, karena kerugian itu dalam hitungan bulan juga akan tertutup kalau omset seperti sekarang…

Hebat ya…

Semoga kisah ini menjadi Inspirasi yang bagus buat anda para pembaca…
Salam FUNtastic..!!

Hadikuntoro
http://hadikuntoro.com/
http://rajaselimut.com/
http://mysajadah.com/


Perjalanan Seorang TDA Apprentice

Maret 5, 2008

Salah satu partner bisnis saya yang saat ini saat ini dari bulan ke bulan dan grafik transaksinya naik terus adalah Pak Edi Kurniawan. Member TDA yang sangat hebat dan berasal dari Tangerang.

Terjun full ke bisnis dengan perjalanan yang ‘very Inspiring’ untuk disimak, karena beliau adalah salah satu sosok member TDA yang telah lulus pada salah satu Pilot Project-nya TDA untuk menciptakan entrepreneur2 muda. Nama Project-nya adalah ‘TDA Apprentice’ yang dilakukan awal tahun 2007 dan waktu itu diikuti oleh 20an orang member TDA.

Pak Edi ini salah satu member yang bener-bener saya pantau perjalanannya, karena kebetulan antara saya dan beliau ini ada ikatan kerjasama, dan kebetulan juga sebelum terjun full ke dunia bisnis, kami juga ada ikatan kerjasama karena kami sama2 berada dibawah perusahaan Jepang. Beliau ada PT yang menjadi supplier utama perusahaan kami untuk berbagai macam produk V-Belt..itu loh macam tali kipas, tali pengerak kompressor AC mobil dll.

“Uang berserakan dimana-mana, waktu 24 jam terus-menerus dengan 10 tangan saja kita tidak akan sanggup memunguti semuanya..asal kita tahu caranya..”

Kata2 dari Pak Haji Alay ini barangkali sangat menginspirasi beliau sehingga di program TDA Apprentice ini beliau sangat berharap banyak, dan metode yang di pilih adalah ‘Metode Bakar Kapal’

Hari pertama acara TDA Apprentice adalah hari2 pertama beliau resign dari tempat kerjanya. Oya, Apprentice itu kira-kira artinya adalah Magang. Magang-nya ya magang kerja menjaga toko2 Pak Haji Alay di Tanaha Abang.

Program TDA Apprentice yang pertama ini adalah pilot project yang terasa “Sangat Tidak Menyenangkan” kerena 20 orang member terjun hanya disuruh menjaga toko dan terlihat di lepas begitu saja tanpa pendampingan layaknya magang di perusahaan, dari pagi sampai sore tanpa dibayar, alias gratis bahkan sampai uang makan juga tidak ada..!

Aduh…berat sekali ya jalan menuju entrepreneur…bagi yang biasa gajian, belajar menjadi pebisnis kok harus melewati jalan seperti ini tentu saja berat sekali..dan saya sangat-sangat maklum kalau ada member TDA Apprentice ini karena satu dan lain alasan akhirnya “Mrotoli” alias gugur satu persatu bahkan mulai minggu-minggu pertama.

Dan di beberapa forum perbincangan acara TDA Apprentice ini menjadi diskusi yang penuh keprihatinan, bahkan sang Jenderal TDA sendiri dengan tegas menyatakan bahwa tidakakan membuat kelas TDA Apprentice lagi hingga ada kurikulum yang jelas..maklum lah karena beliau secara tidak langsung dipandang sebagai salah satu pihak yang andil karena acara ini membawa bendera TDA.

Kalau sebagian peserta dengan gampang Mundur sebagai peserta Apprentice, tidaklah demikian dengan Pak Edi. Lha mau mundur gimana lha wong kapal sudah dibakar…pintu kantor sudah tertutup baginya, yang sudah jelas-jelas menyatakan mundur dari perusahaannya.

Hari berganti hari…ketika acara Apprentice ini ditutup yang”Lulus” hanya sebagian kecil saja Yang di maksud Lulus disini bukan berarti langusng bisa bisnis, jalan kenceng dan jadi kaya raya, tapi sekedar hanya bertahan sampai hari terakhir…termasuk salah satu diantaranya Pak Edi yang kebingungan terus mau ngapain…

Beruntunglah ada tawaran Pak Haji kepada Pak Edi untuk tetap di Tanah Abang (TA) dan mengisi Ruko di blok F3 yang baru dibangun di TA. Tempat itu awalnya adalah sederatan bangunan kosong di sekitarnya, dan dengan semangat membara karena merasa tidak ada pilihan lain bagi Panglima yang telah membakar kapalnya sendiri ini…

Kalau ditempat lain ada istilah “Pejah Gesang Nderek Gusdur” (Hidup Mati ikutGusdur) maka Pak Edi ini mencoba istilah baru “Pejah Gesang Nderek Pak Kaji” dalam hati beliau akan tetap bertahan disini meski hanya jadi penjaga toko…Pak Haji adalah Guru Besarnya, dan kalau ada hal2 yang tidak masuk akal selama perjalanannya di pasar, itu bukan karena Pak Haji yang tidak profesional melainkan karena dirinyalah yang masih ijo dan tidak mengerti apa-apa …baegitulah pikirnya…..

Pilihan pertama yang dipilih Pak Haji sebegai komoditi adalah baju anak2 kaos yang murah-murah..dengan menggandeng pemasok dari daerah tangerang, dan modal awal bagi pak Edi tidak tanggung-tanggung yakni 200 juta..! Anda bisa bayangkan, komoditinya adalah kaos2 balita yang harga jualnya Pak Edi ada yang 14ribu/lusin, lha kok di kasih modal dagangan 200 juta..?
“Berapa lama bisa menghabiskan nih..? lha wong survei pasar saja enggak…bener2 nekad dan tanpa pikir panjang Pak Haji ini…”pikirnya..

Saya sendiri malah berpikir “Awal berdagang langsung diberikan dagangan sebesar 200juta, pasti dengan mudah Pak Edi akan cepat melesat” Pikir saya…
Ternya dugaan saya meleset jauh…!
Alih-alih dirubung pedagang grosir, yang datang ternyata pembeli2 eceran itupun para wiraniaga yang pada pulang sore hari dan butuh baju2 dan celana2 dalam buat anak2nya dirumah…

Pembaca, anda bisa membayangkan dia Ruko yang diempatinya ada 4 lantai, dan tentu saja ada itung2an sewanya….lantai satu dan 2 penuh dagangan…dan kalau ternyata yang laku hanya selusin..setengah lusin…kayak apa rasanya..?

Kesedihan dan keprihatinan tergambar sangat jelas di wajah Pak Edi, dan ini sering menjadi perbincangan saya dan team yang berbelanja ke TA dan mampir ketempatnya.

“Pak Edi cara penggajian buat Pak Edi bagaimana caranya..?”
“Kita model bagi hasil, setiap hari dari saya setor berapapun pendapatan kita, dan nanti akhir tahun ada itung2an, dari hasil bersih yang didapat saya mendapatkan sekian persen” Kata Pak Edi.
“Omset sekarang berapa Pak”
“Hehe…belum apa2 pak..saya malu mengatakannya…”
“Terus untuk kebutuhan sehari-hari Pak Edi bagaimana..?”
“Saya ambil untuk kebutuhan sehari-hari dari hasil bon dengan pak Haji, saya usahakan ambil seminimal mungkin dan saya memotong anggaran sana-sini, termasuk untuk menghemat transport saya meninggalkan rumah saya dan pilih ngontrak di tempat yang deket agar lebih hemat, dan hasil bon-bon saya nanti akan diperhitungkan meotong bagi hasil saya. Tapi sampai saat ini saya ambilpun sebenernya minus…dan saya sendiri sampai enggak enak sama Pak Haji, dan menurut saya Pak Haji ini terlalu berani spekulasi…langsung ambil barang sebanyak ini…”katanya…
“Lha pak Edi apa enggak pernah ngobroldan cerita ini kepada Pak Haji..?”
“Beberapa kali saya pernah curhat ke Pak Haji, dan jawabannya, kamu harus bersabar…pak haji 18 tahun yang lalu juga begitu..dan kamu sekarang bisa lihat sendiri kan…?”kataya Pak Edi..
“Hehehe…18 Tahun Pak Edi..mana tahan?”
“Iya, Pak Haji ngomong begitu….saya sih tertawa saja…..” Kata pak Edi.

[Gambar.Pak Edi, Pak Enon (Partner Pak Edi) dan saya paling kanan,gambar ini diambil ketika pak Edi masih berjuang dengan dagangan 200juta…terlihat Pak Edi masih terlihat sayu]

Bersyukur…ilmu2 kurikulum di TDA tentang RDSAP begitu kuat melekat di pegang Pak Edi, sehingga dia memilih untuk tidak menyerah dan menjadi TDB lagi dan Ruko Blok F3 yang senyap, banyak debu,panas, tidak ada listrik, tidak ada toilet, apalagi telepon itu tidak menjadikannya sebagai alasan untu menyerah…saya sendiri yang melihat kadang was-was…sampai kapan dia akan bertahan..dan sampai kapan ini akan berubah..? pikir saya…

Sedikit titik terang mulai muncul, ketika pada suatu hari datang seseorang yang menawarkan produk yang menawarkan baju2 balita yang cukup eksklusif…awalnya Pak Edi pesimis…baju2 balita yang murah saja disinis susah menjualnya apalagi yang mahal spt ini ya…tapi karena Pak Haji sudah memintanya untuk memajang sebagaian2 produk sample, Pak Edi Oke2 saja…

Ternyata dugaan Pak Edi meleset…ternyata baju2 bayi yang bagus itu malah cukup ramai pembeli..meski belum dkatakan bagus pendapatannya..tapi jauh lebih lumayan daripada sebelumnya…pembeli2pun mulai berdatangan meski mereka masih level pengecer2…

Hingga pada suatu hari Pak Edi telpon saya “Pak Hadi, saya ingin ikut menjual selimut2 bayi untuk melengkapi jualan saya bisa kan..? Syukur2 nanti malah sekalian sama selimutyanggede2 kalau diijinkan pak Haji, saya sudah ngobrol2 dengan beliau dan nampaknya Pak Haji oke, dan Pak Haji meminta saya agar menghubungi Pak Hadi, kapan bisa datang ke Pak Haji..?” Kata pak Edi di Telepon.

Semenjak ada telepon dari Pak Edi itu babak baru bisnis selimut saya mulai melebar lagi sayapnya…dan setelah melalui serangkaian pembicaraan akhirnya saya putuskan di TA akan ada satu ditributor yang saya pilih..dan distributor di TA itu namanya toko ALIFIA..tokonya pak Edi yang merupakan proyek kerjasama dengan Pak Haji.

Semenjak ada saya kerjasama dengan Pak Edi itulah terjadi semacam simbiosis mutualisme…perputaran bisnis selimut saya terus naik dan pendapatan Pak Edi naik juga…bahkan seringkali 80-90 persen pendapatan Pak Edi adalah dari selimut Jepang.. keramaian2 yang terjadi toko Alifia ini makin membuat minat para pemasok yang pakaian bayi bahkan belakangann diikuti peralatan2 bayi juga untuk ikut bekerjasama dengan Pak Edi dan mengisi toko2nya…

Dan akhirnya ketemulah komoditi yang cocok denga Pak Edi, ternyata beliau cocok jualan di baju2, peralatan2 bayi yang high class dan termasuk selimut2 juga yang high class yakni selimut Jepang dari saya…dan ini makin kuat menandai bahwa pasar TA sekarang bukan spt yang dulu lagi, yakni hanya terkenal dengan barang2 yang murah dan murahan…sekarang tempat ini menjadi tempat belanja dari yang murah sampai eksklusif….terbukti dengan kencengnya omset Pak Edi saat ini…

Rasanya singkat sekali…baru 2 tahun berjalan, saat ini Pak Edi sudah mengalami perubahan drastis..Ruko Blok F3 yang semula sunyi senyap sekarang ramai..dan hampir terisi semua..dan saya menyaksikan sendiri dari sederetan toko2 itu pak Edi selalu yang paling belakangan tutup…karena sampai jam 5 sore pun pembeli masih berdatangan…

“Pak Haji ada rencana membuka toko2 disini sampai jam 9 malam..!” Katanya sumringah…

Saat ini tercatat sudah beberapa pemain perlengkapan bayi yang besar macam Pigeon, Camera, Nishikawa dll…bergabung dengan Pak Edi..bahkan karena omsetnya bagus, dari masing2 pemasok ini menempatakn SPG nya untuk membantu ditempat Pak Edi ini…hebat kan..?

“Saya bisa menjual produk2 eksklusif itu dengan harga yang lebih rendah dari harga Sales..!” Kata Pak Edi…

Hebat kan..? Apakah anda tidak tertarik untuk melihat kesana..?

Dan bagi saya Pak Edi dengan toko Alifia-nya ini juga merupakan leverage..semakin rame toko Pak Edi semakin ramai pula selimut2 saya, bahkan untuk suatu produk selimut bayi yang eksklusif milik saya selalau diborong Pak Edi. Namanya Selimut Bayi Okinawa.

“Pak Hadi ada stok berapapun saya akan ambil…sebulan berapa ribu hayo aja, karena saya sudah ada jalur ngebuangnya..begitu barang datang, saya sms langsung barang Pak Hadi Habis…” Katanya…dan saya sudah membuktikannya sendiri…dan asal tahu saja, pak Edi ini untuk barang yang dimonopoli ini mengambil marginnya gede loh..maklum namanya saja monopoli…(jadi mohon maaf kepada temen2..untuk produk yang satu ini anda hanya bisa mendapatkannya dari Beliau..karena stok saya selalu dilempar kesana..)

“Pak Edi, kira2 saat ini gajian di Perusahaan lama sudah lewat belum..?” Tanya saya iseng2..
“Sudah dari 4 bulan yang lalu lewat pak…sekarang malah sudah beberapa kali lipat..!” Jawab nya dengan ceria…cuman sayang Pak Edi ini enggak pernah sharing big winning-nya ini….dan ketika saya ngomong aka saya ceritakan di blog saya, beliau seneng sekali…

Dan kalau anda ingin kenal dekat dengan beliau, barangkali mau berbisnis perlengkapan bayi, pakaian2 bayi dan Selimut2 Jepang yang eksklusif silahkan datang ke Ruko Blok F3 Nomor 18 Pasar Tanah Abang, dan carilah toko Alifia…

Bagi anda para pembaca blog ini kalau berbelanja selimut katakan saja bahwa anda mendapat info dari blog saya ini, agar anda mendapatkan harga spesial, yakni “Harga TDA” dan tentu saja berbeda dengan harga yang non TDA..? Buktikan saja…

[Gambar.Sekarang Pak Enon terlihat cerah ceria diantara dagangan2nya]
[Gambar. Toko Alifia-nya paling ramai di deretan Ruko Blok F3 nomor 18 Pasar Tanah Abang]
[Gambar.Sampai jam 5 sore tokonya masih tetap buka, sedangkan toko2 yang lain jam 4 sudah tutup, bahkan ada rencana buka sampai jam 9 malam]

[Gambar. Pak Edi yang sekarang sudah menjadi gajah kecil di Tanah Abang]

Selamat Pak Edi…saya senang sekali..ternyata anda sukses lebih cepat daripada yang saya perkirakan….Selamat..anda sekarang mendapat julukan Juragan Selimut Jepang Dari Tanah Abang..!

Oya, kemana dagangan yang 200juta itu..? Akhirnya di lelang, Jual Rugi..tapi tidak apa2 kata Pak Edi, karena kerugian itu dalam hitungan bulan juga akan tertutup kalau omset seperti sekarang…

Hebat ya…

Semoga kisah ini menjadi Inspirasi yang bagus buat anda para pembaca…
Salam FUNtastic..!!

Hadikuntoro
http://hadikuntoro.com/
http://rajaselimut.com/
http://mysajadah.com/


SURAT PAMITAN Kepada REKAN-REKAN KERJA

Maret 3, 2008

Jakarta, 3 Maret 2008

Selamat Pagi
Yth Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu.

Nama Saya Hadi Kuntoro, Karyawan PT.xxxxx Noreg xxxxxx

Melalui email ini saya memberitahukan bahwa mulai awal maret 2008 ini saya resmi mengundurkan diri dari PT.xxx.

Saya senang sekali selama 13Tahun (dari Nov 1005 sd Feb 2008) bisa bergabung dan menjadi bagian dari perusahaan besar ini, karena disinilah saya bisa mendapatkan pengalaman dan ilmu-ilmu hebat yang selalu terus berkembang, juga memiliki ; rekan-rekan kerja, anak-anak buah, dan atasan, yang hebat dan sangat kuat ikatan persaudaraaanya.
Saya sangat bangga menjadi bagian dari Anda.

Selama saya bertugas, saya sudah berpindah tempat beberapa kali, mulai dari XXX-Assy, XXX- Engine, Bergabung dengan XXXX selama 3 tahun di SAP Project, Kembali ke XXXX-Assy Lagi, akhirnya ke XXXX di Karawang Pant hingga saat terakhir kali , semuanya masih berada di Divisi XXX.

Saya memohon maaf kepada Bapak dan Ibu, apabila Selama 13 tahun berada disini, saya pernah melakukan kesalahan atau mengucapkan kata-kata yang menyinggung atau membuat perasaan anda tidak nyaman, dan untuk diketahui bahwa proses resign saya dari PT.XXXX adalah hanyalah pilihan ‘jalan hidup’ semata, dan saya mohon doa restu anda agar saya bisa sukses juga di ‘jalan baru’ yang saya tempuh..

Kepada Bapak-bapak dan Ibu-Ibu di HO dan Sunter-2 saya mohon maaf sekali, karena tidak bisa berpamitan secara langsung.

Dan saya masih tetap bisa di kontak melalui email saya yang baru di HDKUNTORO@YAHOO.COM, dan HP masih tetap yang lama, yakni 0812-1055xxx.

Mohon maaf telah menganggu pekerjaan anda dan Semoga anda makin sukses

Hadi Kuntoro


SURAT PAMITAN Kepada REKAN-REKAN KERJA

Maret 3, 2008

Jakarta, 3 Maret 2008

Selamat Pagi
Yth Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu.

Nama Saya Hadi Kuntoro, Karyawan PT.xxxxx Noreg xxxxxx

Melalui email ini saya memberitahukan bahwa mulai awal maret 2008 ini saya resmi mengundurkan diri dari PT.xxx.

Saya senang sekali selama 13Tahun (dari Nov 1005 sd Feb 2008) bisa bergabung dan menjadi bagian dari perusahaan besar ini, karena disinilah saya bisa mendapatkan pengalaman dan ilmu-ilmu hebat yang selalu terus berkembang, juga memiliki ; rekan-rekan kerja, anak-anak buah, dan atasan, yang hebat dan sangat kuat ikatan persaudaraaanya.
Saya sangat bangga menjadi bagian dari Anda.

Selama saya bertugas, saya sudah berpindah tempat beberapa kali, mulai dari XXX-Assy, XXX- Engine, Bergabung dengan XXXX selama 3 tahun di SAP Project, Kembali ke XXXX-Assy Lagi, akhirnya ke XXXX di Karawang Pant hingga saat terakhir kali , semuanya masih berada di Divisi XXX.

Saya memohon maaf kepada Bapak dan Ibu, apabila Selama 13 tahun berada disini, saya pernah melakukan kesalahan atau mengucapkan kata-kata yang menyinggung atau membuat perasaan anda tidak nyaman, dan untuk diketahui bahwa proses resign saya dari PT.XXXX adalah hanyalah pilihan ‘jalan hidup’ semata, dan saya mohon doa restu anda agar saya bisa sukses juga di ‘jalan baru’ yang saya tempuh..

Kepada Bapak-bapak dan Ibu-Ibu di HO dan Sunter-2 saya mohon maaf sekali, karena tidak bisa berpamitan secara langsung.

Dan saya masih tetap bisa di kontak melalui email saya yang baru di HDKUNTORO@YAHOO.COM, dan HP masih tetap yang lama, yakni 0812-1055xxx.

Mohon maaf telah menganggu pekerjaan anda dan Semoga anda makin sukses

Hadi Kuntoro